Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mencatat pada periode Januari hingga April 2016 sebanyak tiga warga meninggal dunia akibat terjangkit penyakit demam berdarah dengue atau DBD.

"Sampai awal Mei 2016, tercatat 247 kasus DBD dengan tiga orang di antaranya meninggal dunia," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara Ammas Alie saat dihubungi di Penajam, Minggu.

Menurut ia, penyebaran DBD tertinggi terbanyak berada di wilayah Kecamatan Sepaku I, karena masih rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.

Menurut data Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara, kasus DBD selama empat bulan terakhir mengalami peningkatan, yakni pada Januari ditemukan 42 kasus, kemudian meningkat menjadi 57 kasus pada Februari dan pada Maret juga bertambah menjadi 66 kasus.

Sementara jumlah tertinggi tercatat pada April sebanyak 82 kasus.

Kendati demikian, lanjut Ammas Alie, Dinkes Kebupaten Penajam Paser Utara belum menetapkan status kejadian luar biasa atau KLB.

"Peningkatan kasus DBD sepanjang 2016 ini masih dalam batas toleransi, sehingga kami belum menetapkan status KLB," katanya.

Ia mengingatkan warga agar terus mewaspadai penyakit DBD. DBD merupakan salah satu penyakit yang sering muncul pada saat pergantian musim.

Setelah kemarau panjang melanda Kabupaten Penajam Paser Utara, hujan sudah mulai mengguyur wilayah itu dalam beberapa waktu terakhir, walaupun masih bersifat lokal dan belum merata.

"Hujan yang turun hanya sebentar, kemudian matahari bersinar terik berisiko tinggi meningkatkan serangan DBD," jelas Ammas Alie.

Menurut ia, hujan seperti itu membuat banyak air tertampung di berbagai wadah yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang jadi inang virus demam berdarah, bertelur dan berkembang biak.

Ammas Alie mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan 3M Plus, yakni menabur bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, serta mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.

"Masyarakat juga harus aktif menjaga kebersihan lingkungan, terutama membersihkan selokan atau parit di sekitar rumah agar tidak jadi sarang nyamuk," tambahnya. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016