Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Samarinda, Kalimantan Timur, diminta tidak menggunakan atau menonjolkan hal terkait agama atau kesukuan.
"Kami meminta kepada seluruh elemen masyarakat di Samarinda agar jika ingin mendirikan ormas tidak menggunakan nama-nama berbau SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) atau menggunakan nama ekstrem yang bersifat provokatif yang akan memberikan gambaran bahwa kota ini tidak nyaman dan aman," kata Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Sekretariat Kota Samarinda, Ridwan Tasa di Samarinda, Rabu.
Kecenderungan penggunaan nama ekstrem pada Ormas juga menjadi salah satu perhatian Pemerinta Kota Samarinda.
"Memang, ada nama organisasi kemasyarakatan yang menggunakan nama yang cukup sangar dan ekstrem namun kami berharap itu hanya sekadar sangar pada namanya tetapi kegiatannya nanti mulia," kata Ridwan Tasa.
Pemerintah Kota Samarinda juga berharap agar keberadaan ormas-ormas tersebut dapat berkontribusi pada pembangunan di daerah tersebut.
"Kami juga meminta semua ormas dapat berkontribusi positif bagi pembangunan di Samarinda dan tidak cenderung menjadi provokator," ungkap Ridwan Tasa.
Pemerintah lanjut tidak bisa melarang seseorang yang akan mendirikan sebuah organisasi.
"Kita tetap mengacu pada kebebasan mengeluarkan pendapat sehingga setiap orang berhak mendirikan organisasi, kecuali jika ada hal-hal yang dinilai mengkhawatirkan. Namun, kebebasan itu juga harus dipahami secara benar agar tidak menimbulkan gesekan dengan organisasi lainnya," katanya.
"Jadi, kami (Pemkot Samarinda) berharap semua organisasi yang ada di daerah ini, baik berupa paguyuban, organisasi kepemudaan maupun organisasi kemasyarakatan agar dapat saling bersinergi baik dengan pemerintah, organisasi lainnya serta masyarakat," katanya.
Intinya, kata dia menambahkan bahwa keberadaan Ormas itu harus memberikan jaminan terciptanya suasana kondusif di tengah masyarakat," ujarnya. (*)
Ormas Samarinda Diminta Tidak Tonjolkan Kesukuan
Rabu, 15 Februari 2012 18:35 WIB