Balikpapan (ANTARA Kaltim) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PT Pelni mengubah sejumlah kapal penumpang miliknya dari hanya bisa mengangkut penumpang menjadi juga bisa mengangkut peti kemas dan kendaraan.
"Sudah dua buah yang kami buat sehingga bisa jadi `three in one` itu," kata Sukendra, Senior Manajer SDM PT Pelni, di atas KM Bukit Siguntang yang sandar di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, hingga pukul 23.00 Rabu (3/10) malam.
Kapal yang dibuat "three in one" tersebut adalah Kapal Motor (KM) Dobonsolo dan saat ini masih dikerjakan modifikasinya di Singapura KM Ciremai.
Dengan modifikasi itu, KM Dobonsolo kini bisa mengangkut 300 mobil, 80 kontainer, dan 1.500 penumpang yang 75 persennya adalah penumpang kelas ekonomi.
Modifikasi itu mengorbankan dua dek penumpang, yang dulunya bisa muat hingga 900-an orang.
Rute pelayarannya Jakarta-Surabaya-Makassar-Ambon-Jayapura. Tiketnya untuk perjalanan 5 hari itu Rp650.000 untuk penumpang.
Menurut Sukendra, kapal three-in-one ini adalah terobosan Pelni untuk sisi bisnis sekaligus juga untuk menjalankan misinya sebagai pemersatu Indonesia. Ia juga memastikan bahwa kontainer yang diangkut kapal three-in-one ini tidak akan menyaingi bisnis jasa angkutan sejenis.
"Yang kami angkut kebanyakan sembako dan barang-barang suplai untuk daerah terluar Indonesia," lanjut Sukendra yang sebelumnya adalah Kepala Cabang PT Pelni di Balikpapan tersebut.
Dengan sekarang juga bisa mengangkut mobil dan kendaraan lain, Pelni juga mempercepat mobilitas orang dan barang, hingga bisa diharapkan memajukan daerah yang disinggahinya tersebut.
Kapal-kapal Pelni menyinggahi 92 titik terluar Indonesia, dan sebagiannya adalah daerah tertinggal. Sukendra menyebutkan Pulau Tujuh, Kepulauan Sangir-Talaud di Laut Sulawesi yang lebih dekat ke Filipina ketimbang ke Sulawesi Utara, hingga Tual di Maluku Utara.
Wasior di Papua adalah pelabuhan yang baru dikunjungi Pelni tahun ini.
Saat ini Pelni memiliki 26 buah kapal dengan biaya operasional mencapai Rp100 triliun per tahun dari APBN. Uang ini digunakan terutama untuk membeli BBM bagi kapal-kapal tersebut.
Kapal seperti KM Bukit Siguntang misalnya, pada kecepatan penuh 18 knot per jam menghabiskan sampai 55.000 liter bahan bakar dalam 24 jam pelayarannya. (*)
Pelni Modifikasi Kapal Penumpang
Jumat, 5 Oktober 2012 4:16 WIB