Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan harga avtur harus turun dan tidak ada monopoli yang dilakukan oleh Pertamina.
“Soal masalah avtur, harga avtur harus turun enggak boleh ada monopoli Pertamina,” kata Luhut usai memberikan sambutan pada Rapat Kerja Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa.
Untuk itu, Ia akan mengundang operator avtur lainnya, selain Pertamina untuk menciptakan harga menjadi lebih kompetitif.
“Nanti kita lihat. Paling tidak dua lah, jangan satu, jangan monopoli di mana-mana monopoli ndak bagus,” katanya.
Menurut dia, banyak perusahaan baik nasional maupun asing yang menawarkan untuk menjadi penyedia avtur.
“Orang rebutan, banyak yang mau. Tinggal nanti Kementerian Perhubungan seleksi mana kira-kira yang memenuhi standar kita juga,” katanya.
Luhut mengatakan dengan adanya persaingan sehat, maka akan tercipta harga yang terjangkau yang mendukung efisiensi biaya.
“Kita sudah minta, semua harus efisiensi, biaya ini ujungnya efisiensi. Kenapa orang lain bisa lebih murah dari kita? Pasti ada yang salah. Orang lain enggak punya minyak, udara saja impor, kok bisa lebih murah dari kita. Tentu ada yang salah. Sekarang oleh perhubungan, oleh kami semua akan diperbaiki,” katanya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan, pihaknya akan koordinasi dengan Kementerian BUMN dan Pertamina terkait penyeimbangan (rebalancing) harga avtur.
“Ada kegiatan khusus untuk angkutan udara. Ada tarif yang lebih terjangkau bisa dipenuhi apabila avtur lebih murah. Kami akan rapat dengan Kementerian BUMN dan Pertamina untuk rebalancing harga avtur,” kata Menhub.
Dia menyebutkan saat ini harga avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, lebih tinggi 25 persen dari harga avtur di Singapura.
Karena itu, ia menginginkan adanya penyeimbangan harga, setidaknya selisihnya 15 persen dari harga avtur di Singapura.
“Bisa saja Jakarta lebih murah. Nanti dikatakan Jakarta bedanya 25 persen dari Singapura. Nanti bisa saja kita turunkan bedanya hanya 15-20 persen,” katanya.
Selain itu, Menhub akan menentukan sejumlah titik yang menjadi patokan harga avtur, di antaranya Bali, Kupang, Makassar, Jayapura, Palembang, Ambon, dan lainnya.
“Agar harganya tidak tinggi, sehingga pesawat-pesawat itu bisa menggunakan avtur-avtur yang ada di titik-titik itu,” katanya.