Jakarta (ANTARA) -
General Manager Operasi dan Pelayanan PT LRT Jakarta Aditya Kesuma mengemukakan bila diterapkan tanpa subsidi pemerintah, tarif penumpang LRT bisa mencapai puluhan ribu rupiah per orang.
"Kalau tanpa subsidi, sebenarnya bisa puluhan ribu rupiah yang dihitung berdasarkan operasional murni pelayanan," katanya di Stasiun Velodrome, Jakarta Timur, Minggu pagi.
Menurut Aditya, tarif tanpa subsidi pemerintah itu dihitung berdasarkan penerapan harga yang saat ini berlaku di sejumlah negara maju.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi memberlakukan tarif perjalanan LRT Jakarta seharga Rp5.000 per penumpang, sekitar 30 persen di antaranya merupakan subsidi Pemprov DKI melalui APBD.
Aditya menyebutkan besaran subsidi tersebut dipastikan tidak akan berpengaruh pada pelayanan LRT kepada masyarakat.
Alasannya, kata dia, operasional LRT Jakarta merupakan bentuk pelayanan publik yang tidak berorientasi pada keuntungan perusahaan.
Selain itu, terdapat pula perjanjian kerja sama dengan pemerintah terkait standar pelayanan minimum bagi masyarakat.
"Sebab saat kami telah menjalin kerja sama dengan pemerintah, di sana ada kesepakatan terkait standar minimum pelayanan yang wajib kita terapkan," katanya.
Kereta LRT Jakarta yang proyeknya digarap sejak pertengahan 2016 mulai dipakai sejak 2018.
LRT Jakarta telah beroperasi dengan status uji coba tanpa mengenakan biaya perjalanan pada Juli hingga akhir November 2019.
Terhitung sejak Minggu pukul 05.00 WIB, LRT Jakarta resmi menerapkan tarif flat komersial Rp5.000 per orang untuk tujuan enam stasiun di Jakarta.