Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta jajaran pemerintah desa di 35 kabupaten/kota untuk berinovasi mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"(Dalam pendirian BUMDes bersama) harus banyak berinovasi dan mampu menyesuaikan perkembangan zaman sehingga mampu bertahan lama," kata Ganjar usai meresmikan Klinik Pratama Bumdes Sehat Tlogowungu, Kabupaten Pati, Senin.
Klinik tersebut merupakan bagian dari PT Maju Berdikari Sejahtera Pati, perusahaan yang dimiliki oleh 159 desa di kabupaten setempat.
Ganjar berharap BUMDes bersama tersebut bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Jawa Tengah dan kepada para pengelola diminta menjaga integritas.
"Jika tidak tahu caranya, bisa berkunjung ke Tlogowungu untuk studi banding, mudah-mudahan jadi contoh. Ini satu-satunya di Indonesia, 'ojo larang-larang, ojo korupsi', jaga integritas," ujarnya.
Orang nomor satu di Jateng itu juga mengingatkan para pengelola BUMDes bersama agar tidak mengandalkan jalur-jalur proposal atau jalur pintas pengembangan.
"Kebanyakan, setelah bikin BUMDes adalah proposal, maka manajerialnya harus ditiupkan. Kalau hari ini pilihannya adalah membuat klinik adalah pikiran cerdas, ini agen kesehatan. Yang mengkampanyekan hidup sehat ke masyarakat," katanya.
Ketika dana desa muncul, lanjut Ganjar, banyak pemerintah desa yang kebingungan hingga akhirnya yang pertama dilakukan adalah menggarap infrastruktur, khususnya jalan.
"Tidak pernah menyentuh infrastruktur pendidikan, infrastruktur kesehatan apalagi sosial," ujarnya.
Ketua BUMDes Bersama Rusgiyanto menjelaskan bahwa klinik tersebut sebenarnya telah menjalani masa uji coba sejak Agustus 2019 dengan rincian tiga dokter, sembilan perawat serta beberapa pegawai lainnya, dan pengelolanya didominasi kalangan muda.
"Ini unit kelima dari target tujuh unit yang akan kami bangun. Untuk membangun satu unit menelan anggaran sebesar Rp200 juta," katanya.