Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Kredit dari perbankan di Provinsi Kaltim khusus untuk sektor angkutan baik bus, taksi dan lainnya mengalami peningkatan cukup tajam yang mencapai 81,89 persen yakni menjadi Rp3,4 triliun pada 2011, dibanding 2010 senilai Rp1,72 triliun.
"Meningkatnya persentase kredit di sektor angkutan ini menunjukkan bahwa di Kaltim telah terjadi perbaikan infrastruktur jalan yang didukung sektor-sektor lainnya," tutur Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Awang Faroek Ishak di Samarinda, Senin.
Dilanjutkan, meningkatnya infrastruktur jalan yang ada, secara langsung memerlukan adanya alat angkut untuk pengiriman berbagai komoditas seperti hasil pertanian, perkebunan, peternakan, batu bara dan sumber daya alam lainnya.
Untuk kredit sektor lain pada 2011 juga menunjukkan data yang cukup tinggi, misalnya pada sektor perdagangan di 2011 mencapai Rp7,71 triliun, dan untuk sektor jasa sebesar Rp4,49 triliun.
Tingginya angka kredit yang dikucurkan oleh perbankan ini menunjukkan bahwa usaha masyarakat semakin meningkat. Sedangkan meningkatnya usaha juga karena adanya daya beli masyarakat yang semakin tinggi karena kesejahteraan yang meningkat.
Selanjutnya, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas, maka Pemprov Kaltim terus membuka peluang investasi dengan memberikan kemudahan perizinan, pelayanan cepat dan memiliki kepastian hukum.
Setelah hal itu diterapkan dengan melakukan perizinan sistem satu pintu, maka berpengaruh besar terhadap penanaman investasi yang meningkat signifikan.
Hingga pertengahan Februari 2012, nilai investasi yang berminat masuk ke Kaltim sudah mencapai Rp63,37 triliun, sementara target realisasi investasi hingga akhir 2012 sebesar Rp30 triliun.
Investasi yang bakal masuk ke Kaltim dengan nilai Rp63,37 triliun itu antara lain, untuk proyek pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim V, pembangunan rel kereta api, dan sejumlah proyek yang berada di kawasan industri Karingau, Balikpapan.
Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Awang, investor yang menanamkan modal di Kaltim banyak yang tertarik pada sektor pertanian, pertambangan, transportasi dan komunikasi, produk kimia dan hasil kayu.
Diyakini nilai dan peminat investasi akan terus bertambah seiring dengan ditetapkannya sejumlah proyek yang masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 - 2025. (*)