Samarinda (ANTARA Kaltim) – Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur , Eli Kusnaeli memeinta kepada para bidan untuk memberikan pelayanan berkualitas dan selalu mendekatkan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada masyarakat.
"Angka pasangan usia subur (PUS) yang ingin ber KB namun belum terlayani (unmed need) di Kaltim masih cukup tinggi sehingga perlu dilakukan terobosan dengan mendekatkan pelayanan KB kepada masyarakat," katanya ketika ditemui usai membuka pelatihan teknis CTU (Contraception Technology Update) bagi bidan, Selasa.
Ia mengatakan pelayanan KB harus semakin berkualitas dan masyarakat semakin mudah memporoleh akses pelayanan sehingga orang yang punya minat ber KB Motode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD dan implan dapat terlayani dengan baik.
Diakuinya bahwa di Provinsi Kaltim terdapat beberapa daerah yang jaraknya jauh sulit dijangkau , tanpa infrastruktur yang baik, seperti daerah pedalaman, perbatasan dan terpencil sehingga kerap kali kurang mendapatkan pelayanan publik dari pemerintah seperti pelayanan KB, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya.
"Angka unmed need di Kaltim berkisar 8,6 persen masih dibawah angka rata-rata nasional 11,4 persen,†katanya.
Lanjut Eli pemicunya ada beberapa faktor di antaranya kurangnya tenaga penyuluh dan pelaksana KB , jadwal kunjungan yang terbatas, akses transportasi sulit, sehingga menyulitkan warga untuk mendapat akses pelayanan.
Oleh karena itu ia berharap dengan adanya pelatihan teknis CTU bagi bidan akan meningkatkan kualitas pelayanan dan masyarakat akan mudah mandapatkan akses pelayanan seiring beberapa kabupaten/kota melakukan rekrutmen tenaga penyuluh lapangan KB.
Selain itu juga BKKBN gencar meluncurkan program Kampung KB di kabupaten/kota, kecamatan dan desa diharapkan pelayanan KB yang terintegrasi dengan sektor lainnya dapat mempermudah akses pelayanan.
Eli menambahkan adapun maksud dari pelatihan teknis CTU bagi bidan karena banyak informasi program terkini (update) belum menyentuh para bidan, padahal berbagai permasalahan yang dihadapi para bidan dalam menjalankan tugas dan fungsinya di masyarakat.
Menurutnya sekitar 70 persen pelayanan kontrasepsi dilakukan oleh para bidan baik swasta maupun pegawai negeri. Bidan sebagai ujung tombak keberhasilan program KB harus terus meningkatkan potensi dan kemampuan dirinya.
“Bidan selain dibekali keterampilan pemasangan alat kontrasepsi MKJP seperti IUD dan implan, para bidan juga dibekali pengetahuan tentang komunikasi interpersonal (KIP) konseling alat bantu pengambil keputusan (ABPK),†kata Eli Kusnaeli.
Sementara itu panitia penyelenggara pelatihan Harlan Lelana mengatakan pelatihan medis teknis CTU bagi bidan angkatan ke IV diikuti sebanyak 15 orang peserta, berasal dari kabupaten/kota se Kaltim.
"Kami terus melatih para bidan dari sejumlah kabupaten /kota di Kaltim secara bertahap tiap tahunnya , setiap angkatan ada 15 orang bidan yang dilatih,"ujar Harlan (*)