Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Bank Mandiri menyalurkan kredit untuk sektor jasa konstruksi infrastruktur di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sekitar Rp250 miliar sejak Januari hingga Juli 2017.
"Itu posisi per Juli 2017. Baru 10 persen dari total dana yang kami sediakan untuk kredit," kata Vice President Commercial Banking Center Bank Mandiri Cabang Balikpapan Muhammad Machmuddin di Balikpapan, Sabtu.
Ia menjelaskan, Bank Mandiri menyediakan Rp2,4 triliun untuk dana kredit bagi kedua provinsi tersebut.
Menurut Machmuddin, sampai tahun 2015, sebagian besar pangsa kredit tersebut dimanfaatkan oleh sektor pertambangan batu bara.
"Namun, karena sektor pertambangan tengah menurun, maka kini kami melakukan diversifikasi," lanjut Machmuddin.
Harga batu bara, juga harga minyak, kini jauh di bawah harga produksinya, sehingga banyak perusahaan tambang batu bara yang tutup dan banyak perusahaan yang melayani perusahaan migas harus berhemat besar-besaran.
Selain sektor konstruksi dan infrastruktur, Bank Mandiri juga mulai gencar menyalurkan kredit untuk pertanian, perkebunan terutama kelapa sawit, dan industri makanan dan minuman.
Menurut Machmuddin, bank menilai pembangunan infrastruktur sangat penting, karena tulang punggung pembangunan sektor-sektor lain.
"Apalagi infrastruktur itu bukan hanya jalan dan jembatan, tapi juga termasuk perumahan, sampai hotel," jelasnya.
Lebih jauh lagi, pembangunan pembangkit listrik hingga distribusinya dan pembangunan jaringan komunikasi juga bagian dari kegiatan pengadaan infrastruktur.
Sejumlah proyek infrastruktur besar dengan dana dari pusat maupun daerah sedang berlangsung di Balikpapan. Dari pihak swasta, proyek infrastruktur antara lain pembangunan perumahan, baik rumah tapak maupun apartemen.
Di sisi lain, jelas Machmuddin, bank juga mewaspadai terjadinya kredit macet di sektor-sektor tersebut.
Sektor perumahan, jelasnya, menjadi satu yang rawan mengalami kredit macet. Penurunan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan orang menahan diri untuk membeli rumah sehingga developer atau pengembang mengalami kesulitan.
"Bank masih bisa membantu dengan konsultasi hingga penjadwalan ulang kredit," kata Machmuddin. (*)