Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyiapkan pasokan uang tunai
sekitar Rp88 triliun hingga Rp94 triliun untuk memenuhi kebutuhan
transaksi menjelang tren konsumsi tinggi pada perayaan Natal dan Tahun
Baru 2017.
Jumlah pasokan uang tunai itu meningkat 10 persen dibandingkan
antisipasi pada 2015 yang sebesar Rp85,6 triliun meskipun transaksi
non-tunai masyarakat juga terus menggeliat, kata pejabat Bank Indonesia
di Jakarta, Rabu.
"Meski mulai banyak transaksi non-tunai, karena pemulihan kondisi
ekonomi, kebutuhan uang tunai masyarakat juga masih banyak," kata Deputi
Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Yudi Harymukti.
Bank Sentral, kata Yudi, mengestimasi kebutuhan penarikan uang tunai
meningkat 3-10 persen karena beberapa faktor. Pertama, jumlah hari
libur pada Desember 2016 sebanyak sembilan hari, lebih banyak
dibandingkan 2015 yang sebanyak tujuh hari.
Kedua, kata Yudi, gencarnya pencairan anggaran pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak swasta.
Selain itu, faktor ketiga, karena mulai beredarnya 11 pecahan ang
rupiah baru tahun emisi 2016, BI memperkirakan penarikan uang tunai akan
meningkat.
"Penyebab keempat karena penambahan titik dan frekuensi penukaran baik dari BI maupun perbankan," ujarnya.
Peningkatan pasokan uang tunai pada tahun ini sesuai dengan
rata-rata tren tahunan pada 10 tahun terakhir yakni sebesar 12,8 persen.
Yudi menerangkan untuk persebaran pasokan uang tunai, BI
memperkirakan masih akan terpusat di Kantor Pusat BI di Jakarta yakni
sebesar 28 persen. Kemudian, di Jawa sebesar 24 persen, dan Sumatera
sebesar 10 persen.
"Jika di Kalimantan, kita perkirakan kebutuhannya sebesar Rp8,5
triliun, Sulawesi, Maluku dan Papua, sebesar Rp12,6 triiun, Bali dan
Nusa Tenggara sebesar Rp4,3 triliun," kata dia.
Sementara untuk pecahannya, pecahan di atas Rp20 ribu sebanyak 98
persen, sedangkan uang pecahan kecil atau di bawah Rp20 ribu sebesar dua
persen. (*)
BI Siapkan Rp94 triliun Jelang Natal-Tahun Baru
Rabu, 21 Desember 2016 17:26 WIB