Sangatta (ANTARA) - Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI) yang dikelola Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) masih terkendala akses jaringan internet, pada beberapa lokasi di wilayah Indonesia Timur.
"Memang kendala terbesar, terutama untuk wilayah timur terbatasnya infrastruktur jaringan," kata Direktur Kearsipan Daerah I ANRI, Irwanto Eko Saputro usai sosialisasi arsip di Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Senin (10/11).
Dia menjelaskan aplikasi SRIKANDI yang telah digunakan sejak tahun 2020, saat ini tengah masif digunakan setiap pemerintah daerah hingga pemerintah desa.
Namun, beberapa wilayah di Indonesia Timur yang masih minim akses jaringan internet, membuat penggunaan SRIKANDI masih pasif digunakan.
Irwanto mengatakan guna menindaklanjuti kendala tersebut, ANRI terus berkomunikasi kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia, sebagai penyedia infrastruktur jaringan yang memang sempat tertunda di wilayah Indonesia Timur.
"Supaya SRIKANDI dapat stabil digunakan di wilayah-wilayah terluar, untuk mempermudah kearsipan dan surat-menyurat," ungkapnya.
Lebih lanjut, Irwanto mengungkapkan untuk di Kalimantan Timur, penggunaan aplikasi SRIKANDI telah masif digunakan. Hanya, ada beberapa titik yang belum menggunakan secara stabil.
Dia menyebutkan pihak ANRI menilai penggunaan SRIKANDI di Kaltim telah sangat baik, dari tingkat provinsi hingga desa.
"Kalau di Kaltim kami lihat dari data monitoring, mungkin masih ada satu dua tempat tetapi secara keseluruhan itu relatif lebih baik," ucapnya.
Irwanto menambahkan dengan adanya keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Nomor 679 Tahun 2020, memperkuat aplikasi SRIKANDI untuk digunakan setiap satuan kerja pemerintah.
