Nusantara (ANTARA) - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencegah penularan penyakit di IKN dan sekitarnya, salah satunya penyakit HIV/AIDS, sebagai upaya mencetak manusia yang sehat dan tangguh, sehingga mampu meningkatkan keterampilan yang dimiliki secara terus menerus.
"Dalam hal ini kami sering melakukan peningkatan literasi kesehatan, salah satunya dengan menggelar workshop pencegahan HIV/AIDS, seperti yang kami gelar dua hari lalu di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Nusantara," kata Direktur Pelayanan Dasar OIKN Suwito di Nusantara, Rabu.
Ia menegaskan tentang pentingnya kesadaran kolektif terhadap bahaya penyakit menular seperti HIV/AIDS, mengingat penyakit ini merupakan salah satu yang perlu diwaspadai.
"Baik masyarakat maupun pemerintah harus memahami pentingnya pencegahan dan deteksi dini terhadap penyakit menular, sehingga setiap elemen bisa sama-sama menjauhi berbagai hal yang bisa tertular HIV/AIDS," katanya.
Lokakarya tersebut, lanjut Suwito, merupakan bagian dari komitmen OIKN untuk membangun Nusantara sebagai kota yang tidak hanya cerdas dan hijau, tetapi juga sehat dan tangguh secara sosial, sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pencegahan sejak dini serta penghapusan stigma terhadap penderita HIV/AIDS.
"Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Otorita IKN dalam menghadirkan ruang pembelajaran terbuka bagi masyarakat, untuk berdiskusi langsung dengan tenaga medis mengenai isu kesehatan, khususnya penyakit menular," ujarnya.
Sementara Ahli Kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Pratono mengungkapkan Indonesia saat ini menempati peringkat ke-14 dunia dalam jumlah orang yang hidup dengan HIV (ODHIV).
"Dengan posisi di peringkat ke-14, penting bagi kita untuk memperkuat sistem pengendalian HIV/AIDS, termasuk melalui proses screening kesehatan yang dapat dilakukan dengan dukungan lembaga seperti Palang Merah Indonesia (PMI)," ujar Pratono.
Kemudian dr Jumria T Panggalo dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, menggambarkan bahwa fenomena HIV/AIDS layaknya gunung es, yakni kasus yang terlihat hanyalah sebagian kecil dari yang tersembunyi di bawah permukaan.
"Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah membawa virus ini. Apalagi biasanya, hal ini terjadi pada fase-fase awal penyebaran virus ke dalam tubuh, sehingga semua pihak harus selalu meningkatkan kewaspadaan," kata Jumria.
