Balikpapan (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan terus memperkuat langkah pengendalian penyakit menular, terutama tuberkulosis (TBC), dengan memperluas akses pengobatan dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat.
"Catatan kasus penyakit yang saat ini menjadi prioritas kami adalah fokus pada pencegahan penyakit menular TBC, dengan memutus rantai penularannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati, di Balikpapan, Rabu (4/6).
Ia menjelaskan bahwa hingga April 2025, tercatat sebanyak 833 kasus TBC dan 21 kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis tersebut.
Meski angka tersebut menjadi perhatian, Pemerintah Kota Balikpapan memilih untuk menanggapi situasi ini secara progresif dengan mengedepankan deteksi dini dan perawatan tuntas.
Menurut Alwiati, langkah pengendalian TBC dilakukan dengan memperkuat surveilans penyakit, mempercepat diagnosis, serta memastikan ketersediaan layanan pengobatan yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
Selain itu, pihaknya juga terus menggalakkan edukasi publik tentang pentingnya menjalani pengobatan TBC hingga tuntas, serta menjaga pola hidup bersih dan sehat sebagai bagian dari pencegahan penularan.
"Penyakit ini bisa disembuhkan, namun banyak pasien yang berhenti berobat di tengah jalan karena merasa bosan atau gejalanya mulai membaik. Padahal pengobatan TBC umumnya berlangsung hingga sembilan bulan dan harus diselesaikan agar tidak kambuh," jelas Alwiati.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan keluarga dan lingkungan sekitar dalam proses penyembuhan pasien.
Mengingat pasien TBC aktif berpotensi menularkan bakteri ke orang-orang terdekat, maka pendekatan komunitas menjadi kunci keberhasilan program pengendalian.
"Selain penanganan klinis, kami mendorong peran aktif masyarakat dalam mendeteksi gejala lebih awal dan tidak menstigma penderita. Kolaborasi ini sangat penting untuk memutus mata rantai penularan," ucapnya.
Alwiati menyebut bahwa salah satu penyebab tingginya risiko penularan adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan kurangnya ventilasi di rumah. Oleh karena itu, program penyuluhan yang dilakukan juga mencakup edukasi perubahan gaya hidup.
Dikemukakannya, sebagai bagian dari komitmen pengendalian TBC, Dinkes Balikpapan telah menjalin kerja sama lintas sektor, termasuk puskesmas, rumah sakit, kader kesehatan, dan organisasi masyarakat.
Lanjutnya, pemerintah daerah berharap, dengan intervensi terarah dan dukungan seluruh elemen, maka Kota Balikpapan dapat mencapai target eliminasi TBC sesuai agenda nasional.
“Ini bukan hanya soal angka kasus, tapi bagaimana kita bersama mengedukasi, mendampingi, dan membangun kepedulian bersama untuk kesehatan masyarakat yang lebih baik,” tutup Alwiati. (Adv).
