Calon Gubernur Kalimantan Timur nomor urut 1, Isran Noor, saat berkampanye di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), beberapa waktu lalu, menilai daerah termuda di Kaltim tersebut memiliki peranan penting dalam menurunkan emisi karbon, yang menjadi perhatian negara-negara dunia.
"Sepanjang kita melewati sungai hulu Mahakam menuju Mahulu, banyak hutan yang masih terjaga, dan itu menjadi produsen karbon," kata Isran Noor di Samarinda, Minggu.
Menurutnya, hutan yang terjaga di Mahakam Ulu sangat penting untuk pengurangan emisi karbon yang diinginkan oleh negara-negara dunia lainnya.
Program transisi energi terkait kesepakatan harga perdagangan karbon antara Indonesia, khususnya Kalimantan Timur, dengan sejumlah negara maju terus dilakukan, termasuk dengan Bank Dunia.
Kaltim diketahui menjadi provinsi pertama di Indonesia sebagai penerima dana karbon oleh Bank Dunia. Dana ini diperoleh berdasarkan hasil pengurangan emisi karbon yang dinilai secara ekonomi.
Dana karbon (carbon fund) merupakan pembayaran insentif kepada negara-negara berkembang yang telah berupaya dalam program REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Degradation) atau Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan dan Lahan Gambut.
"Pembayaran dana karbon bertujuan guna mengurangi dampak perubahan iklim akibat hilangnya dan degradasi hutan. Dana tersebut dapat digunakan sebagai biaya konservasi hutan untuk mewujudkan keberlanjutan jangka panjang," papar Isran.
Pada 2021, Kaltim berhasil melampaui target dengan pengurangan emisi sebanyak 30 juta ton karbon. Kemudian, Bank Dunia memberikan dana karbon senilai USD 20,9 juta atau setara Rp300 miliar. Dana karbon tersebut nantinya akan dialokasikan di kabupaten/kota hingga masyarakat adat. Sebagian besar lainnya akan dikelola melalui lembaga independen.
Berdasarkan catatan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan, setelah dipotong untuk Pemprov, dana karbon tersebut akan dialokasikan ke delapan kabupaten dan kota di Kaltim.
Kabupaten Mahulu menerima Rp17,38 miliar, dana tersebut akan diberikan kepada kelurahan hingga kelompok yang menjaga hutan. Di Kaltim, ada total 417 desa, 24 kelurahan, 143 kelompok masyarakat, dan 7 kelompok masyarakat hukum adat.
Pembagian dana karbon ini ditetapkan berdasarkan faktor-faktor yang mengacu, seperti luasan hutan yang dijaga, kegiatan yang akan dilakukan, tingkat kesulitan akses, bobot program, dan lainnya.
"Jadi jangan dianggap enteng, jumlah penduduk sedikit, Mahulu bisa menjaga hutan, memiliki peran besar bagi kehidupan planet bumi," pungkas Isran Noor.
Dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Kaltim 2024, Mahulu yang berusia 12 tahun ini memiliki 27.869 pemilih. Dibanding daerah lain, DPT di Mahulu memang lebih sedikit. Namun demikian, Isran Noor punya pandangan tersendiri soal Mahulu.
"Orang mengatakan, ini mohon maaf ya, Mahulu sedikit pemilihnya, tidak bagi saya. Sedikit jumlah penduduknya, tapi memiliki harga diri yang sama dengan orang yang penduduknya banyak," tegasnya.
Isran Noor juga menyebut Mahulu memiliki marwah demokrasi yang bernilai tinggi. "Kita harus lihat Mahulu memiliki sebuah marwah demokrasi yang bernilai tinggi," sebutnya.
Isran Noor berharap dengan program-program yang telah berjalan, Mahakam Ulu dapat terus berperan penting dalam menurunkan emisi karbon dan menjaga kelestarian hutan.