Samarinda (ANTARA Kaltim) - Nilai investasi bidang peternakan di Provinsi Kalimantan Timur hingga saat ini mencapai Rp152,13 miliar untuk berbagai jenis bidang usaha, seperti peternakan ayam berikut pembibitannya dan investasi penyaluran sarana produksi.
"Dari investasi sebesar itu telah mampu membuka usaha peternakan sebanyak 1.250 unit dan melibatkan tenaga kerja mencapai 5.307 orang," ujar Wakil Gubernur Kaltim M Mukmin Faisyal HP saat pembukaan Bulan Bakti Peternakan di Dinas Peteternakan Kaltim, di Samarinda, Selasa.
Kegiatan bidang peternakan oleh investor tersebut cukup menggembirakan karena dapat membantu mencukupi kebutuhan pangan asal hewani.
Namun demikian, katab dia, hingga kini Kaltim masih mendatangkan daging dan pangan asal hewan ternak dari daerah lain, sehingga masih lebih banyak membutuhkan pihak swasta untuk mengembangkan usaha peternakan.
Dia mengatakan Pemprov Kaltim telah memberikan kesempatan pengembangan usaha peternakan melalui dukungan perbankan, dalam hal ini disalurkan lewat Bank Kaltim.
Terkait dengan hal itu dia meminta para peternak agar dapat memanfaatkan kredit ternak dari Bank Kaltim tersebut dengan sebaik-baiknya, terutama untuk mewujudkan persaingan usaha yang sehat dan mandiri dalam menghadapi berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN 2015.
Menurut Mukmin Bank Kaltim melalui program Kredit Ternak Sejahtera, sejak tahun 2010 hingga Agustus 2014 telah menyalurkan modal usaha kepada 578 nasabah dengan pagu kredit sebesar Rp50,24 miliar untuk sejumlah kelompok ternak.
"Untuk terus meningkatkan populasi sapi dan penggemukannya, hingga kini Bank Kaltim juga terus memberikan kesempatan kepada kelompok ternak yang memerlukan pinjaman agar usaha ternak mereka terus maju.
Dalam kaitan itu, dia meminta aparatur terkait dan masyarakat peternak agar dapat kreatif dan inovatif dalam mengembangkan komoditas peternakan unggulan sesuai dengan karakteristik masing-maisng daerah, baik berupa sapi, kambing, kerbau, domba, itik, ayam, dan lainnya.
Acara dengan acara Bulan Bakti Peternakan ini, dia berharap agar kegiatannya bisa menjadikan awal kebersamaan semua pemangku kepentingan, yakni hal-hal yang terkait dengan kebangkitan dan sinergisitas peternakan yang berkesinambungan. (*)