Paser (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, memanfaatkan potensi lokal sebagai sumber pangan alternatif menghapai kemarau panjang atau El Nino.
“Potensi pangan lokal di 11 desa, kami manfaatkan untuk antisipasi El-Nino,” kata Kepala Distapang Paser, Taharuddin, di Tanah Grogot, Kamis.
Jenis pangan lokal yang dimanfaatkan untuk dikembangkan seperti ganyong, ubi jalar, sukun, talas, singkong dan jagung, serta buah-buahan lokal.
Tujuan pengembangan pangan lokal berbasis kearifan dalam menghadapi ancaman El Nino, menurut Taharuddin, adalah mengurangi ketergantungan terhadap komoditas pangan pokok strategis.
Dinas Ketahanan Pangan juga melakukan pengembangan beragam pangan, yang bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).
Kegiatan tersebut bekerja sama dengan tim penggerak PKK dengan mengembangkan ragam bahan pangan karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral.
Baca juga: Pemprov Kaltim tanam pohon di lahan pasca tambang
“Pengembangan kebun dan dapur B2SA bekerjasama dengan PKK kecamatan dan desa berbasis pangan lokal di 30 desa,” ujar Taharuddin.
Pemerintah Kabupaten Paser, lanjut Taharuddin, berharap program pengembangan pangan lokal dapat mewujudkan ketahanan pangan berbasis kemandirian dan kedaulatan pangan.
“Artinya seluruh potensi keragaman sumber pangan harus dapat dioptimalkan sehingga pangan dapat terpenuhi secara cukup, beragam dan merata terlebih menghadapi ancaman El Nino,” terangnya.
Langkah lain mewujudkan ketahanan pangan yaitu penguatan dan peningkatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) dan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga, diversifikasi pangan lokal, serta gerakan selamatkan pangan dengan mengurangi jumlah pangan yang terbuang dan pangan sisa.
“Pada 2023 pengadaan CPPD sebanyak 70 ton sebagai antisipasi kerawanan pangan daerah,” katanya.
Baca juga: Warga wilayah rawan pangan Penajam diminta diversifikasi tanaman pangan