Madinah (ANTARA) - Jamaah Indonesia tidak perlu memaksakan ikut ibadah tarwiyah pada 8 Dzulhijjah guna menjaga kesehatan fisik jelang puncak ibadah haji.
Kepala Seksi Bimbad Daerah Kerja (Daker) Madinah Yendra Al Hamidy di Madinah, Arab Saudi, Sabtu, menjelaskan ibadah tarwiyah secara fikih memang ada dan Rasulullah juga pernah melaksanakan tarwiyah pada 8 Dzulhijjah.
"Namun, karena jamaah yang luar biasa, tingkat umur yang luar biasa selain tahun ini jumlah lansia juga luar biasa, artinya jangankan dengan jumlah tersebut, yang normal saja tidak memungkinkan pemerintah memfasilitasinya," kata Yendra.
Baca juga: Kemenag Kaltim ingatkan calon haji prioritas jaga kesehatan
Selain tanpa fasilitas dari pemerintah, cuaca terik di Mekkah pada siang hingga sore tercatat mencapai di atas 40 derajat Celcius.
Menurut Yandi, cuaca panas di Mekkah berisiko terhadap kesehatan jemaah yang akan menjalankan ibadah sunnah itu.
Yendra menegaskan para pembimbing haji tidak menganjurkan ataupun tidak melarang jemaah haji yang melaksanakan ibadah tarwiyah.
Meskipun demikian, Yendra meyakini tetap akan ada jamaah haji Indonesia yang menjalankan ibadah tarwiyah
Baca juga: Dinkes Kaltim ingatkan calon haji perbanyak minum air putih
Jamaah Indonesia tidak perlu paksakan ibadah tarwiyah
Sabtu, 17 Juni 2023 17:50 WIB