Samarinda (ANTARA) - Legislator DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar menyebutkan apa yang sudah dijalankan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda yaitu memperbolehkan pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) secara tatap muka sudah berjalan sesuai mekanisme.
"Artinya kesiapan untuk menyambut tahun ajaran baru ini sudah sangat siap," kata Deni di Samarinda, Kamis.
Ia menyadari, belakangan memang telah terjadi peningkatan kasus COVID-19, namun hingga saat ini Samarinda masih bisa terdeteksi dengan baik.
Ia mengatakan, intinya tidak ada sekolah yang tidak menjalankan protokol kesehatan (prokes), baik dari segi masker maupun ketersediaan hand sanitizer dan tempat cuci tangan semua sudah dilengkapi.
“Meski demikian harus terus waspada terhadap COVID-19, kita tidak ingin rasa takut menghantui para orang tua murid dan berujung tidak mau menyekolahkan anaknya secara tatap muka yang bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan dan keterampilan secara akademis,” ucapnya.
Deni yang juga Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda menuturkan bagaimanapun setelah hampir dua tahun terjadi pandemi COVID-19 , maka otomatis hubungan antara tenaga pendidik dengan siswa kurang, dibanding dengan tatap muka.
Menurutnya, imun terbesar adalah dengan menghilangkan rasa takut namun tidak serta merta lengah dan menganggap COVID-19 telah hilang , melainkan harus bisa hidup berdampingan dengan virus tersebut.
"Bagaimana caranya kita bisa mengatur hidup lebih sehat dan mengikuti prokes, itu yang harus kita terapkan," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin menegaskan pihaknya terus memantau kegiatan MPLS selama satu minggu ke depan sejak diterapkan pada Senin, (11/7/2022).
"Kita memantau terus dan selalu kita tekankan dengan teman-teman di sekolah jangan sampai melonggarkan prokes, itu yang terutama," terangnya.
Asli Nuryadin mengungkapkan, berdasarkan pantauannya langsung ke beberapa sekolah seperti SMP N 2 Samarinda dan SD 027, para guru, orang tua hingga murid sudah terbiasa dengan penerapan prokes.
"Kita berharap kebiasaan menerapkan prokes itu terus konsisten. Jangan sampai dilonggarkan sehingga nanti proses tatap muka bisa dimaksimalkan seperti biasanya," ujarnya.(Adv)