Chicago (ANTARA) - Harga emas terdongkrak sekitar satu persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didukung oleh penurunan dolar AS dan keraguan baru tentang kemungkinan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 21 dolar AS atau 1,09 persen, menjadi ditutup pada 1.939,00 dolar AS per ounce.
Dolar AS melemah 0,6 persen ke level terendah hampir dua minggu, membuat emas yang dihargakan dengan greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Juga membantu emas, "situasi Rusia ini, yang tampaknya membaik kemarin, sekarang agak memburuk lagi", kata Edward Meir, analis ED&F Man Capital Markets.
Kremlin pada Rabu (30/3/2022) menyambut baik bahwa Kyiv telah mengajukan tuntutannya untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam bentuk tertulis, tetapi mengatakan belum ada tanda-tanda terobosan.
Harga emas turun sebanyak 1,8 persen pada Selasa (29/3/2022) setelah Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan di Ukraina utara, tetapi emas memangkas sebagian besar kerugiannya menjadi berakhir hanya 0,2 persen lebih rendah untuk hari itu.
Pasar juga mengawasi kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS 2-tahun/10-tahun, yang secara singkat terbalik pada Selasa (29/3/2022), karena investor obligasi bertaruh bahwa pengetatan agresif oleh Federal Reserve untuk melawan inflasi yang melonjak dapat merugikan ekonomi AS.
Emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan. Hal ini juga dipandang sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi.
"Pemantulan kembali yang kuat pada harga minyak mentah dari level terendah minggu ini juga merupakan elemen bullish untuk pasar logam, serta sektor komoditas mentah lainnya," Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, mengatakan dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 37,7 sen atau 1,52 persen, menjadi ditutup pada 25,113 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 22,4 dolar AS atau 2,29 persen, menjadi ditutup pada 1.001,20 dolar per ounce.