Berau (ANTARA) - , Jumat (14/1). Hal tersebut ditandai dengan pemberian gelar Raden Mas Satria untuk LaNyalla di Museum Gunung Tabur.
Prosesi pemberian gelar dilakukan dengan penyematan pin kesultanan, pemakaian kopiah dan penyerahan plakat.
"Gelar kebangsawanan itu bisa ditambah di belakang atau di depan nama keturunannya yang sah dan berlanjut sampai keturunan selanjutnya," kata Sultan Gunung Tabur, Paduka Yang Mulia H Adjie Raden Muhammad Bachrul Hadie.
Menurut Sultan Gunung Tabur, sosok LaNyalla mengingatkan pada orangtuanya yakni Sultan Aji Raden Muhammad Ayub, yang merupakan Bupati Berau pertama.
"Kebetulan orang tua saya pernah menjadi anggota MPR utusan Daerah Kalimantan Timur. Dimana utusan daerah ini yang kemudian sekarang menjadi DPD RI," ucap dia.
PYM H Adjie Raden Muhammad Bachrul Hadie juga berharap pemerintah pusat dan daerah memberi perhatian kepada keberadaan kerajaan di seluruh Indonesia.
"Kami keluarga besar Kesultanan Gunung Tabur berterima kasih atas kunjungan Ketua DPD RI. Semoga kunjungan ini bisa berlanjut di kemudian hari. Semoga juga bisa mendorong pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kerajaan," katanya.
"Sebagai tanda terima kasih, sebagai penghormatan kami pada beliau, hari ini kami memberikan gelar kebangsawanan dan menjadi bagian dari Kesultanan Gunung Tabur," imbuhnya.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyatakan siap memperjuangkan aspirasi dan amanat para Raja dan Sultan Nusantara.
"Kita semua ingin pemerintah terlibat secara aktif dalam revitalisasi Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Kemudian keterlibatan kementerian dan lembaga dalam penguatan budaya Nusantara. Juga mendorong pemerintah daerah yang seharusnya mengajak Kerajaan dan Kesultanan Nusantara dalam pembangunan daerah," katanya.
Wakil Bupati Berau Gamalis dalam sambutannya mengatakan kehadiran Ketua DPD RI merupakan kehormatan bagi masyarakat Berau.
"Kami berterima kasih Ketua DPD RI dan anggota DPD RI sudi mendengar aspirasi dan melihat kehidupan kami di ujung utara Provinsi Kaltim. Kami berharap rombongan DPD RI mengenal dan melihat lebih jauh potensi yang ada di sini," kata Wakil Bupati Berau.
Dijelaskan oleh Gamalis, Kabupaten Berau merupakan kabupaten induk sebelum pemekaran. Dengan jumlah penduduk 251 ribu jiwa, pendapatan utama daerah berasal dari sektor pertambangan, perkebunan, pertanian dan kehutanan.
"Saat ini 68 persen pendapatan daerah berasal dari pertambangan," jelasnya.
Meski demikian, lanjut Gamalis, pihaknya sedang melakukan pengembangan wisata untuk meningkatkan ekonomi daerah. Karena potensinya besar dan tidak boleh bergantung terus pada sektor tambang yang suatu saat nanti akan habis.
"Ada tiga potensi klaster wisata yang akan dikembangkan. Yakni wisata hulu berupa pegunungan, daerah tengah terdapat budaya keraton, kuliner dan lain-lain, sedangkan di pesisir kami punya pantai yang indah," paparnya.
Kedatangan anggota DPD RI, tambah Gamalis, semoga membuat Berau semakin dikenal oleh masyarakat nasional dan internasional.
Terkait Covid-19, pemerintah Berau sedang melakukan percepatan vaksinasi. Dosis pertama vaksin tercatat sampai 13 Januari telah 89,77 persen dan dosis kedua 65,14 persen.
Ketua DPD RI hadir bersama 3 Senator Kalimantan Timur yakni Aji Mirni Mawarni, Nanang Sulaiman, Zainal Arifin, senator asal Aceh Fachrul Razi, Bustami Zainudin (Lampung), Evi Apita Maya (NTB), Hasan Basri (Kalimantan Utara), Djafar Alkatiri (Sulawesi Utara), Andi Muh. Ihsan (Sulawesi Selatan), Matheus Stefi Pasimanjeku (Maluku Utara) dan Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin.
Hadir juga Sultan Raja Muda Perkasa Datu Amir dari Kesultanan Sambaliung, Pemangku Sultan Bulungan Datuk Abdul Hamid, Wakil Bupati Berau Gamalis, Ketua DPRD Berau Madri Pani, Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono, Dandim Berau Letkol Fardin Wardana dan jajaran Forkopimda Kabupaten Berau, Sekjen MAKN Yani WS Koeswodidjoyo dan Ketua Tim Pokja Kerajaan Nusantara Yurisman Star.(*)
LaNyalla Sandang Gelar Kebangsawanan Raden Mas Satria dari Kesultanan Gunung Tabur
Jumat, 14 Januari 2022 18:28 WIB
Gelar kebangsawanan itu bisa ditambah di belakang atau di depan nama keturunannya yang sah dan berlanjut sampai keturunan selanjutnya,