Bontang (ANTARA Kaltim) - Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Aulia di Tanjung Laut Indah, Kota Bontang, Kalimantan Timur, memproduksi kerupuk dengan bahan baku rumput laut sebagai unggulan usaha ekonomi produktif.
"Kelompok UPPKS Aulia sejak setahun terakhir terus melakukan uji coba kerupuk yang berbahan baku rumput laut. Saat ini baru memperoleh komposisi yang pas rasanya," kata Ketua UPPKS Aulia, Juliana Bakri, di Bontang, Sabtu.
Dia mangatakan bahan yang dibutuhkan untuk membuat kerupuk rumput laut ini jika satu kilogram rumput laut kering maka campuran bahan baku tepung terigu sebanyak 2,5 kg.
"Adapun bahan yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah rumput laut, tepung terigu, tepung kanji, keju, garam dan penyedap rasa. Saat peringantan Hari Gerak PKK dan Gotong Royong se Kaltim di Bontang kemarin UPPKS Aulia hanya butuh waktu sehari untuk memasarkan kerupuk rumput laut," ujar Juliana.
Lulusan tata busana SMK Panca Dharma Balikpapan ini mengaku memiliki hobi memberdayakan keluarga kurang mampu dan lansia produktif dengan bersiasat memanfaatkan waktu luang siang hari setelah memasak.
Dia menuturkan lahirnya produk unggulan UPPKS Aulia ini didorong keinginan mengikuti lomba produk UPPKS se-Kota Bontang.
"Waktu itu UPPKS Aulia ditantang harus memiliki produk unggulan. Kelompok UPPKS Aulia lalu bereksperimen membuat kerupuk rumput laut dan dalam beberapa kali lomba kami juara dan diikutkan berbagai pameran," katanya.
Menurut dia, kendala saat ini adalah keterbatasan modal dan teknik pengirisan yang saat ini masih manual.
"Adapun proses pembuatan sendiri setelah direndam selama tujuh hari, baru bisa diproses untuk adonan rumput laut dengan dikukus dan untuk bisa diiris kami harus memasukkan dulu ke dalam kulkas. Karena masih manual maka kadang irisan tidak sama tipisnya dan kalau rasa dari berbagai komentar sudah rasanya sudah enak," kata Juliana yang juga memiliki usaha menjahit.
Dia mengatakan hingga saat ini belum mendapat pembinaan dari pihak manapun termasuk belum memiliki nomor produk industri rumah tangga (PIRT) sehingga terkendala saat mau memasarkan ke supermarket yang ada di Bontang.
"Saat mendapat hadiah itulah modal yang kami pakai untuk produksi lagi," ujarnya. (*)