Balikpapan (ANTARA) - Pertamina Balikpapan berlatih menghadapi kebakaran di dalam kilang sekaligus aksi demonstrasi besar di luar kilang. Aksi latihan ini melibatkan ratusan massa dan petugas keamanan, lengkap dengan perlengkapan dan peralatan.
“Ini memang latihan terbesar yang pernah kami gelar saat ini. Melibatkan banyak pihak, terutama dengan Pemerintah Kota Balikpapan, pihak kepolisian, dan Kodim 0905 Balikpapan,” jelas General Manager (GM) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Balikpapan Wahyu Sulistyo Wibowo, Senin.
Dalam latihan ini diskenariokan terjadi kebakaran besar di dalam kilang yang memaksa Pertamina mengerahkan seluruh kekuatan pemadam kebakaran yang dimilikinya, termasuk personel dan peralatan pemadam kebakaran dari Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dan Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dari Pertamina Group.
“Kami menggunakan air dan juga busa khusus untuk memadamkan api,” kata Humas KPI Ely Chandra Peranginangin.
Dua truk tronton besar dengan sirene meraung-raung masuk kilang membawa bahan kimia pemadam api itu. Sebelumnya 4 buah truk brandwir seolah berkejaran menuju lokasi api.
Saat sedang sibuk memadamkan api, di Pintu V Jalan Minjak atau Jalan Jos Sudarso, jalan yang membelah kawasan Pertamina, dan ditutup karena kebakaran tersebut, berkumpul massa dalam jumlah besar.
“Kami protes atas segala kebisingan, penutupan jalan, polusi udara yang ditimbulkan kilang Pertamina,” kata Syamsuddin, koordinator massa.
Semakin siang, massa semakin membesar. Mereka memaksa bertemu GM untuk menyampaikan tuntutannya. Namun karena sedang fokus pada upaya pemadaman api di dalam kilang, GM tak bisa menemui massa.
Massa yang terus terkumpul di Pintu V pun mulai anarkis. Mereka mulai membakar ban-ban bekas dan akhirnya membakar pos keamanan yang ada di situ.
“Kami minta saudara-saudara untuk bubar, karena kilang ini obyek vital nasional dan milik kita semua. Harap tidak anarkis,” kata Kapolresta Balikpapan Kombes Pol Thirdy Hadmiarso lewat pengeras suara.
Namun massa yang sudah mencapai ratusan orang terus maju dan berhadapan dengan pagar betis petugas.
Sebelumnya sebab kebakaran dan kilang adalah obyek vital nasional, polisi sudah berdatangan untuk melakukan pengamanan. Ketika pengunjuk rasa semakin banyak dan menolak bubar, secara bertahap polisi menambah kekuatan personelnya untuk melindungi aset negara.
Massa yang beringas melempari aparat dengan apa saja itu pun kini berhadapan dengan 2 kompi Brimob yang dilengkapi tameng dan tongkat rotan. Polisi juga menurunkan 2 anjing pelacak untuk memecah kerumunan massa.
Namun demikian, alih-alih bubar, massa malah maju menerjang polisi, Tiga lapis pagar betis ditabrak gerombolan gelombang massa, yang membuat polisi saling melindungi dengan tameng mereka.
Akhirnya polisi yang sedari awal bertahan saja mulai bertindak tegas. Meriam air maju dan menyemprotkan air pada ban-ban yang dibakar dan memecah massa. Giliran polisi merangsek maju dan terus memecah massa yang berusaha berkumpul kembali. Bahkan, massa yang masih nekat berkumpul kembali dibubarkan dengan granat gas air mata dan terus dikejar dengan semprotan meriam air.
Akhirnya ratusan massa demonstran itu bubar masuk ke gang-gang di Karang Anyar dan ke arah Pandan Sari dan Kampung Baru, Balikpapan Barat.
“Di sini kami juga berlatih berkoordinasi,” kata Dandim 0905 Balikpapan Kolonel Inf Faisal Rizal. Selain koordinasi dengan para pihak seperti antara petugas Pertamina dengan aparat kepolisian dan TNI, juga koordinasi dengan setiap elemen yang terlibat seperti para komandan polisi dengan anak buahnya.
Seiring dengan keberhasilan aparat mengendalikan massa, para petugas di dalam kilang pun sukses memadamkan api. Satu petugas cedera dan mengalami luka bakar, pun segera mendapatkan pertolongan dan dilarikan ke RS Pertamina Balikpapan dan kemudian segera diterbangkan ke RS Pertamina Pusat di Jakarta.
GM Wahyu menambahkan, satu ukuran keberhasilan penanganan bagi KPI adalah operasi dan produksi BBM tidak terganggu dengan semua kejadian tersebut.