Balikpapan (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa proyek infrastruktur seperti pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda adalah bagian dari upaya pemerataan pembangunan.
"Ini capaian yang patut kita syukuri. Karena kita ingin pembangunan infrastruktur tidak terpusat di Jawa dan Pulau Sumatera saja, tapi merata ke pulau-pulau lain," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Seksi 1 dan Seksi 5 Jalan Tol Balikpapan-Samarinda di Gerbang Tol Manggar, Balikpapan, Selasa.
Jokowi mengatakan telah selesainya seluruh pembangunan ruas jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 97,3 km itu menjadi momen bersejarah karena Tol Balikpapan-Samarinda merupakan jalan tol pertama di Pulau Kalimantan.
Sebelumnya Presiden Jokowi bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta Gubernur Kaltim Isran Noor menjajal tol tersebut. Rombongan melakukan perjalanan dari Gerbang Tol Palaran usai Presiden meninjau vaksinasi COVID-19 di SMP 22 Samarinda.
Jokowi mengharapkan jalan Tol Balikpapan-Samarinda itu bisa meningkatkan daya saing produk barang dan jasa Kalimantan Timur. Dengan transportasi penumpang dan barang, terutama logistik, yang lebih lancar lewat tol, harga diharapkan bisa ditekan dan waktu bisa dihemat.
"Kita harapkan jalan tol ini akan menciptakan titik ekonomi baru, juga perbaikan jaringan logistik, menjadi lebih efisien dan lebih cepat. Memperbaiki daya saing komoditas yang diproduksi di Kaltim," katanya.
Satu pintu tol misalnya ada di KM 13 Jalan Soekarno-Hatta, yang terkoneksi langsung ke Pelabuhan Peti Kemas Kariangau di Teluk Balikpapan.
Sebelumnya Presiden Jokowi sudah meresmikan Seksi 2,3, dan 4 pada Desember 2019. Ketiga seksi itu dari Gerbang Tol Samboja hingga Gerbang Tol Palaran-Samarinda sepanjang lebih kurang 60 km.
Panjang jalan tol Balikpapan-Samarinda seluruhnya adalah 97,27 km. Pada Seksi 1 Manggar ada Gerbang Tol Manggar, tempat Presiden meresmikan Seksi 1 dan 5. Sejauh 13 km dari Gerbang Tol Manggar ada Gerbang KM 13 Soekarno-Hatta.
Jalan ini mulai dibangun pada 2010 olen Pemprov Kaltim di masa Gubernur Awang Faroek Ishak. Karena mengalami kesulitan pembiayaan, proyek diambil alih Pemerintah Pusat, dan pada perhitungan akhir di 2021 menghabiskan biaya sebesar Rp11,89 triliun.
Jalan ini dikelola oleh PT Jasamarga Balikpapan-Samarinda dengan mengoperasikan 4 gerbang tol, rest area, 4 unit ambulan, 8 unit mobil derek, 32 kamera CCTV, 5 titik Vessel Monitoring System (VMS), 2 unit rescue, 5 unit mobil patroli jalan raya (PJR), dan 6 unit MCS (Mobile Connectivity Service, penguat sinyal seluler).
Tarif melalui tol ini untuk sementara masih dihitung dari Gerbang Tol Samboja-Palaran.
Untuk rute Samboja-Manggar, seperti dikatakan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, sementara gratis selama 2 minggu ke depan.
Tarif dari Samboja-Palaran adalah untuk kendaraan golongan I dari Samboja menuju Simpang Pasir-Palaran dikenakan biaya Rp75.500, sementara dari simpang Jembatan Mahkota II-Palaran dikenakan biaya Rp83.500. Demikian pula dengan arah sebaliknya. Kendaraan yang termasuk golongan I adalah sedan, jip, pikap, dan bus.
Selanjutnya, jenis kendaraan golongan II dan III dari Samboja menuju Simpang Pasir dikenakan biaya Rp113.000, lalu simpang Jembatan Mahkota II Rp125.500. Begitu juga rute sebaliknya. Yang termasuk golongan ini seperti truk dengan 2 dan 3 gardan (poros besi penghubung roda-roda).
Terakhir, kendaraan golongan IV dan V, yakni truk dengan 4 dan 5 gardan atau lebih dari arah Samboja menuju Simpang Pasir makan biaya tol sebesar Rp151.000 dan dari simpang Jembatan Mahkota II Rp167.500. Demikian pula arah sebaliknya.