Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung Samarinda mengingatkan warga agar mewaspadai jalur pelayaran dari Pulau Kalimantan ke Pulau Sulawesi.
"Ketinggian maksimum gelombang laut di Selat Makassar yang merupakan jalur pelayaran dari Samarinda ke Parepare maupun Makassar, Sulawesi Selatan, mencapai 3 meter, dan rata-rata sekitar 1--2 meter sehingga kami meminta warga mewaspadai jalur pelayaran tersebut," kata Kepala BMKG Bandara Temindung Samarinda, Sutrisno, Kamis.
Begitu pula, jalur pelayaran ke Pulau Jawa, khususnya ke Surabaya, Jawa Timur, yang merupakan jalur distribusi berbagai kebutuhan pokok ke Kalimantan Timur, ketinggian gelombang maksimum mencapai 3 meter.
"Ketinggian gelombang di jalur pelayaran dari Pulau Kalimantan ke Pulau Jawa rata-rata 1--2 meter dengan ketinggian maksimum hingga 3 meter," katanya.
Tingginya gelombang laut di perairan Indonesia itu, kata Sutrisno, masih terpengaruh dari badai tropis Narela di selatan Pulau Jawa. Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga satu pekan ke depan.
Pihaknya juga mengingatkan nelayan agar mewapadai tingginya gelombang laut tersebut.
"Khusus kapal berbadan besar ketinggian gelombang tersebut tidak terlalu berdampak. Akan tetapi, untuk kapal kecil --apalagi kapal-kapal nelayan-- sebaiknya berhati-hati," kata Sutrisno.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di pasar tradisional terbesar di Samarinda, Pasar Segiri, sejumlah kebutuhan pokok harganya mengalami lonjakan menyusul terhambatnya pasokan akibat gelombang tinggi di jalur pelayaran dari Pulau Jawa dan Sulawesi menuju Kalimantan Timur.
"Harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Segiri mengalami lonjakan yang cukup signifikan akibat pasokan dari daerah asal, yakni Surabaya dan Sulawesi Selatan terhambat oleh tingginya gelombang laut," ungkap petugas Dinas Pasar Kota Samarinda saat melakukan pemantauan harga di Pasar Segiri. (*)