Penderita demam berdarah dengue atau DBD yang terdata di Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, periode Januari hingga Maret 2019 mencapai 99 orang dan rata-rata yang terjangkit anak di bawah usia 10 tahun.
"Kami mencatat hingga Maret 2019 terdata 99 kasus DBD, satu di antaranya meninggal dunia," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Arnold Wayong ketika ditemui, Selasa.
Ia mengatakan dari 99 warga yang terserang demam berdarah dengue tersebut, rata-rata anak-anak kelompok usia di bawah 10 tahun. Kasus DBD di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun ini (2019) menurut Arnold Wayong, mengalami peningkatan cukup siginfikan dibanding selama tiga tahun terakhir.
Peningkatan kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Penajam Paser Utara jelasnya, dipengaruhi perubahan cuaca atau iklim pancaroba yang membuat nyamuk pembawa DBD berkembangbiak dengan cepat.
"Jumlah kasus demam berdarah dengue itu meningkat siginfikan dibanding sepanjang 2018 yang hanya 47 kasus," ujar Arnold Wayong.
Menurutnya dari 99 kasus DBD sepanjang Januari sampai Maret 2019, terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Penajam dan Sepaku. Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi penanggulangan penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk "aedes aegyti" tersebut kepada masyarakat.
Masyarakat kata Arnold Wayong, juga harus menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggal, PSN (pemberatasan sarang nyamuk) dengan gerakan 4M Plus lebih efektif dibanding "fogging" atau penyemprotan untuk memberantas sarang nyamuk.
"Menggiatkan gerakan 4M Plus atau menguras, menutup, mengubur, menabur abate dan memantau lingkungan agar bebas dari sarang nyamuk, cara yang paling efektif mencegah mewabahnya DBD," ucapnya.
Arnold Wayong menambahkan warga juga harus memperhatikan gejala DBD, jika ada gejala demam tinggi harus segera melakukan pemeriksaan kesehatan di pusat layanan kesehatan terdekat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Kami mencatat hingga Maret 2019 terdata 99 kasus DBD, satu di antaranya meninggal dunia," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Arnold Wayong ketika ditemui, Selasa.
Ia mengatakan dari 99 warga yang terserang demam berdarah dengue tersebut, rata-rata anak-anak kelompok usia di bawah 10 tahun. Kasus DBD di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun ini (2019) menurut Arnold Wayong, mengalami peningkatan cukup siginfikan dibanding selama tiga tahun terakhir.
Peningkatan kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Penajam Paser Utara jelasnya, dipengaruhi perubahan cuaca atau iklim pancaroba yang membuat nyamuk pembawa DBD berkembangbiak dengan cepat.
"Jumlah kasus demam berdarah dengue itu meningkat siginfikan dibanding sepanjang 2018 yang hanya 47 kasus," ujar Arnold Wayong.
Menurutnya dari 99 kasus DBD sepanjang Januari sampai Maret 2019, terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Penajam dan Sepaku. Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi penanggulangan penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk "aedes aegyti" tersebut kepada masyarakat.
Masyarakat kata Arnold Wayong, juga harus menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggal, PSN (pemberatasan sarang nyamuk) dengan gerakan 4M Plus lebih efektif dibanding "fogging" atau penyemprotan untuk memberantas sarang nyamuk.
"Menggiatkan gerakan 4M Plus atau menguras, menutup, mengubur, menabur abate dan memantau lingkungan agar bebas dari sarang nyamuk, cara yang paling efektif mencegah mewabahnya DBD," ucapnya.
Arnold Wayong menambahkan warga juga harus memperhatikan gejala DBD, jika ada gejala demam tinggi harus segera melakukan pemeriksaan kesehatan di pusat layanan kesehatan terdekat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019