Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggerakkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Penajam Paser Utara (PPU) untuk berperan aktif dalam penyiapan pangan hewani, sejalan dengan program pemerintah provinsi menjadikan kabupaten tersebut sebagai lumbung pangan.

"Salah satu fokus kami adalah pengembangan SMK berbasis potensi wilayah, termasuk sektor peternakan," ujar Kepala Bidang SMK Disdikbud Kaltim Surasa di Samarinda, Jumat.

Ia menjelaskan pihaknya telah menginstruksikan SMK di daerah itu untuk melakukan praktik berternak unggas, khususnya ayam pedaging. Sebagai contoh, sebanyak 4.000 ekor ayam telah diternakkan di SMK Negeri 3 Penajam Paser Utara dan sebagian telah dipanen.

"Hari ini tadi sebenarnya sudah dipanen 1.000 ekor ayam pedaging. Nah, ini rencananya sampai dengan 10 hari ke depan panen lagi 3.000 ekor," ujarnya.

Surasa menerangkan SMK juga menjalin kemitraan dengan perusahaan dalam skema pembesaran ayam pedaging. Dalam skema kerja sama ini, bibit sudah disiapkan oleh perusahaan. SMK hanya menjadi tempat praktik pembesaran ayam pedaging.

Ia menambahkan program ini tidak hanya sejalan dengan program ketahanan pangan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa SMK untuk mendapatkan pengalaman praktik yang relevan dengan dunia industri.

"Kami berharap program ini dapat memasok kebutuhan ayam, tidak hanya di Kaltim, tetapi juga daerah lain," ucapnya.

Surasa menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangan SMK berbasis potensi wilayah.

Secara jangka panjang, Disdikbud Kaltim menyusun rencana pengembangan SMK berbasis geospasial untuk 20 tahun ke depan. Rencana ini berbasis pada potensi wilayah dan kolaborasi antar-SMK. "Pengembangan SMK berbasis geospasial ini saya kira pertama di Indonesia," terang Surasa.
 

Surasa menambahkan pihaknya segera melakukan ekspos dokumen perencanaan pengembangan SMK tersebut kepada publik.

Selain fokus pada penyiapan pangan hewani, Disdikbud Kaltim juga mendorong SMK untuk menjadi pencetak wirausahawan. "Jadi, sekolah nanti mampu memproduksi barang atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat," kata Surasa.

Surasa mencontohkan di Bontang sudah ada SMK yang memproduksi pengganti MSG non-chemical. "Ini sangat menarik dan tinggal diindustrialisasi. Kami juga sudah memproses lahirnya SMK yang digodok memproduksi kopi di beberapa daerah," ujarnya.

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024