Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Hj Sitti Rohmi Djalilah mengajak warganya untuk tetap berpikir positif dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Dalam menghadapi wabah COVID-19, tidak hanya protokol COVID-19 yang dibutuhkan. Namun, berpikir dan bersikap positif juga menjadi modal paling utama dalam menghadapinya. Dengan sikap mental yang kuat, maka Insya Allah NTB akan menang melawan COVID-19," ujarnya saat mengawali sambutan pada Seminar Nasional 1 Panca Sarja Universitas Mataram, mengusung tema "Kapan Pandemi COVID-19 Berakhir" yang digelar melalui Platform Zoom, di Ruang Rapat Pendopo Wakil Gubernur, Selasa.
Wagub menjelaskan data terkini pasien COVID-19 di NTB. Berdasarkan data terakhir, sebanyak 275 kasus telah teridentifikasi, 223 dalam perawatan, 47 orang sembuh dan 5 orang meninggal. Selain itu juga sebanyak 70 persen pasien tidak menunjukkan gejala klinis sedangkan 30 persen menunjukkan gejala klinis.
Apabila wabah ini dapat dikendalikan dengan baik, maka ke depan NTB akan panen pasien sembuh dari COVID-19.
Namun di satu sisi pula dapat menjadi ancaman karena COVID-19 juga bisa hinggap di warga dengan kondisi tak bergejala. Hal ini kadang-kadang membuat orang lengah.
"Ini merupakan tantangan tersendiri, karena tantangan terbesar kita adalah bagaimana mewujudkan kepedulian dari seluruh elemen masyarakat untuk sungguh-sungguh menaati protokol COVID-19 karena satu hal ini sendiri banyak sekali tantangannya," ucapnya.
Selain itu, Wagub mengajak warga selalu optimis, karena bila dilihat, masyarakat NTB sejauh ini, bila dibandingkan antara yang kooperatif dengan yang tidak, maka persentase yang kooperatif lebih banyak dibanding tidak. Tentu kepada yang tidak kooperatif ini akan dilakukan hal-hal penanganan lebih lanjut.
"Karena di NTB ini sebagian besar pasien yang tidak bergejala, sehingga kami juga merencanakan untuk segera mengoperasikan Rumah Sakit Darurat untuk pasien yang tidak bergejala, supaya di rumah sakit itu fokus melayani pasien yang gejala Insya Allah mudah-mudahan ini segera bisa berjalan di minggu ini jadi secara keseluruhan semuanya sudah on the right track," terang Wagub.
Sejak minggu ke-2 April, lanjut Wagub, NTB sudah bisa memeriksa sendiri sampel swab pasien COVID-19. Kemampuan analisa sendiri ini sangat besar manfaatnya.
"Kita bisa mengetahui dengan sangat cepat kondisi pasien kita positif atau negatif, sehingga bisa dilakukan identifikasi, tracking dengan cepat, sehingga antisipasi dapat dilakukan dengan segera," ujarnya.
Wagub menekankan, kedisiplinan tentu juga merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan COVID-19 ini.
"Dari satu sisi petugas kesehatan rumah sakit semua sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya "on the right track" dan terkontrol akan tetapi jika di luar penularan ini tidak betul-betul kita antisipasi dengan Sinergi bersama semua pihak memang akan sulit," tegas Wagub.
Lebih lanjut katanya, edukasi menjadi poin paling utama dalam mewujudkan kedisiplinan. Edukasi ini tentu membutuhkan kerja sama semua pihak dan semua pihak diharapkan bisa saling mengedukasi.
"Kita tidak mengharapkan penegakan disiplin itu dengan kekerasan, tetapi dilakukan secara persuasif dan tidak ada penegakan penegakan secara kekerasan yang kita lakukan sehingga, kita bisa melalui semua ini dengan baik bersama-sama dalam suatu kekompakan sinergitas yang baik," imbuhnya.
NTB juga meluncurkan jaringan pengaman sosial (JPS) Gemilang dan melakukan upaya-upaya untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi ini sehingga masyarakat dapat melihat kesempatan walaupun dalam keadaan sulit.
"Mudah-mudahan kita semua sehat selalu terhindar dari COVID-19 dan Nusa Tenggara Barat bisa cepat melalui semua," katanya.