Balikpapan (ANTARA) - PT Pertamina Lubricants mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap peredaran oli palsu yang masih marak di pasar otomotif Indonesia. Produk pelumas tiruan ini dapat menimbulkan kerusakan berat pada mesin kendaraan hingga menyebabkan kerugian finansial bagi pengguna.
“Kalau sampai menggunakan oli palsu, dampaknya bisa sangat fatal bagi kendaraan. Mesin bisa cepat aus, kehilangan tenaga, bahkan rusak total,” kata Ahmad Saparhadi, Analyst Quality Assurance PT Pertamina Lubricants, dalam kegiatan LubriTalk Ngobrol Oli Bareng Pertamina Lubricants di Balikpapan, Selasa (11/11).
Ia menjelaskan, modus pembuatan oli palsu beragam, mulai dari pengemasan ulang oli murah ke dalam botol merek terkenal, penggunaan limbah industri, hingga pencampuran oli bekas dengan bahan lain untuk menambah volume.
Menurutnya, produk seperti ini umumnya tidak mengandung aditif pelindung mesin yang berfungsi mencegah gesekan, menjaga suhu, serta melindungi ruang bakar.
"Akibatnya, mesin kendaraan berisiko mengalami keausan logam, overheat, penumpukan kotoran, hingga kerusakan pada karter oli," tuturnya.
Ahmad menambahkan, konsumen sering kali sulit membedakan mana oli asli dan palsu hanya dari warna, aroma, atau kekentalan. Oleh karena itu, cara paling mudah adalah memastikan keaslian kemasan.
Ia menegaskan, Pertamina Lubricants telah melengkapi produk pelumasnya dengan sejumlah fitur keamanan, seperti botol berlapis tiga dengan warna bagian dalam berbeda, nomor batch delapan digit di tutup dan badan botol yang sejajar, serta hologram bertuliskan “Original” yang terlihat halus jika dilihat dari sudut tertentu.
Selain itu, setiap botol oli asli juga memiliki kode QR unik pada label keamanan. Ketika dipindai, kode tersebut akan mengarah ke situs resmi lubes.id dan menampilkan informasi produk, nomor batch, serta jumlah pemindaian.
"Bila hasilnya tidak sesuai atau menunjukkan lebih dari satu kali pemindaian, maka produk tersebut diduga palsu," ungkapnya.
Selain memperhatikan kemasan, masyarakat juga diingatkan agar tidak tergiur harga yang jauh lebih murah dari harga resmi.
“Kalau menemukan oli dijual jauh di bawah harga pasar, apalagi di bengkel tidak resmi atau toko daring yang tidak terverifikasi, sebaiknya jangan dibeli. Kemungkinan besar itu oli palsu,” ujarnya.
Untuk menghindari risiko tersebut, Pertamina Lubricants menyarankan konsumen membeli produk hanya di outlet resmi seperti SPBU Pertamina, distributor sah, atau bengkel mitra resmi seperti Fastron Auto Service dan Enduro Motor Service.
"Konsumen juga dapat memeriksa kesesuaian jenis oli dengan kendaraannya melalui laman drlube.pertaminalubricants.com," tambahnya.
Bagi pengguna yang terlanjur memakai oli palsu, perusahaan menyarankan segera melakukan flushing mesin, yaitu menguras oli lama, menggantinya dengan oli baru, dan menyalakan mesin beberapa menit agar sirkulasi oli berjalan sempurna.
Pertamina Lubricants juga membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang menemukan dugaan produk pelumas palsu melalui Pertamina Contact Center (PCC) 135 atau situs lubes.id.
Melalui kegiatan edukatif seperti LubriTalk, perusahaan berharap kesadaran masyarakat terhadap bahaya penggunaan oli palsu semakin meningkat dan penggunaan pelumas asli berstandar internasional dapat terus dijaga demi performa mesin kendaraan yang optimal.
