Samarinda (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengandalkan Program Kampung Perikanan Budidaya (KPB) untuk memastikan pasokan protein ikan bagi Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
"Kami dari DKP siap dalam hal penyediaan swasembada pangan, khususnya dari protein, khususnya dari protein ikan," kata Kepala DKP Kaltim Irhan Humaidy di Samarinda, Selasa.
Irhan menegaskan sektor perikanan Kaltim telah mencapai status swasembada pangan. Ketersediaan ikan di daerah ini bahkan sudah melimpah dan melebihi kebutuhan lokal.
Hal ini dibuktikan dengan orientasi produksi perikanan Kaltim yang telah beralih pada perdagangan antarpulau hingga ekspor.
Terkait program MBG, pihaknya tidak hanya menjamin pasokan bahan baku, tetapi juga menjaga mutu dan keamanan pangan produk perikanan mentah.
"Batasan kami itu adalah bagaimana kami menyediakan stok bahan baku itu terkait dengan keterjaminan mutu dan keamanan pangan," ucapnya.
Meski demikian Irhan menyarankan agar ikan untuk Program MBG disajikan dalam bentuk olahan yang disukai anak-anak.
"Anak-anak semua ini enggak suka tulangnya (ikan) sebenarnya, itu masalahnya," ungkap Irhan.
Menurutnya, olahan ikan seperti nugget atau produk lain yang siap makan akan lebih menarik bagi anak-anak penerima Program MBG.
"Berbagai jenis ikan, baik ikan air tawar maupun ikan laut, siap memenuhi selera anak Kaltim yang heterogen dalam Program MBG," ucap Irhan.
Kesiapan pasokan ini didukung oleh penetapan tiga KPB oleh pemerintah pusat melalui Keputusan Menteri (Kapmen) Kelautan dan Perikanan di Kalimantan Timur.
Irhan merinci KPB pertama ditetapkan di Maratua, Kabupaten Berau, untuk budidaya Ikan Kerapu. KPB kedua berlokasi di Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang fokus pada budidaya Ikan Nila.
"Yang terakhir ini penetapan Kampung Perikanan Budidaya yang ada di Sebakung, PPU (Penajam Paser Utara), untuk Kampung Perikanan Budidaya Ikan Patin," tambahnya.
