Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal di sektor perkebunan kelapa sawit.
"Ini penting untuk membangun SDM lokal yang memiliki pemahaman mendalam tentang keberlanjutan dan keahlian agribisnis yang mumpuni. Kami juga mengapresiasi sinergi lintas sektor yang menjadi fondasi program pelatihan ini," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser Djoko Bawono saat dihubungi di Samarinda, Selasa.
Langkah strategis ini diwujudkan melalui pelatihan edukasi berkelanjutan yang diikuti oleh 122 petani swadaya kelapa sawit.
Pelatihan lot pertama yang berlangsung selama lima hari, mulai 19 hingga 23 Mei 2025, bertempat di Golden Tulip Balikpapan Hotel & Suites.
Program tersebut dirancang dengan pendekatan aktif, komunikatif, dan menyenangkan, membekali peserta tidak hanya dengan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis dalam pengelolaan perkebunan sawit yang berkelanjutan.
"Pemerintah daerah memiliki komitmen kuat untuk mendorong percepatan implementasi sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), terutama bagi petani rakyat," ujar Djoko.
Ia menambahkan bahwa target awal yang ditetapkan adalah 10 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Paser dapat meraih sertifikasi ISPO dalam waktu dekat.
Menurutnya, investasi dalam pengembangan SDM adalah pilar utama untuk mencapai target tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama Mutu Institute Sumarna menegaskan bahwa peningkatan kapasitas individu akan memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan industri sawit yang lebih ramah lingkungan dan memiliki daya saing tinggi di pasar global.
"Sinergi antara BPDP, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, dan Mutu Institute ini bertujuan untuk menciptakan dampak dalam transformasi sektor kelapa sawit," ucapnya.
Pembaruan yang diharapkan tidak hanya terbatas pada peningkatan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga mencakup penerapan nilai-nilai keberlanjutan, inklusi sosial, dan perlindungan lingkungan hidup.
Puncak dari rangkaian pelatihan ini adalah kegiatan praktik lapangan yang dilaksanakan pada hari keempat. Para peserta mendapatkan kesempatan langsung untuk mempelajari teknik budi daya kelapa sawit yang berkelanjutan, termasuk pengelolaan tanah yang optimal, pemilihan bibit unggul, serta pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan.