Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, Edi Damansyah menyebut bahwa Program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) untuk mempermudah proses perancangan pembangunan, karena data yang dimutakhirkan dan akurat akan menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan.
"Ini karena semua unsur yang terlibat dalam Program Desa Cantik baik kepala desa, aparatur desa, operator desa, hingga masyarakatnya memiliki komitmen untuk memutakhirkan data perkembangan desa terkait ekonomi, sosial, pendidikan, dan lainnya," ujar Edi Damansyah di Tenggarong, Jumat.
Ia menjelaskan melalui Program Desa Cantik diharapkan sistem informasi dan data desa berbasis masyarakat dapat dioptimalkan dengan pemutakhiran setiap bulan maupun secara berkala.
Program Desa Cantik, katanya, sejalan dengan semangat "Satu Data Indonesia" guna mewujudkan keterpaduan perencanaan pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian pembangunan.
Di era transformasi digital dan keterbukaan informasi seperti sekarang, kebutuhan data yang akurat, mutakhir, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan menjadi sangat penting, bahkan bisa dijadikan sebagai kebutuhan dasar dalam segenap proses pengambilan keputusan baik di tingkat nasional, daerah, maupun desa.
Sehari sebelumnya, saat mencanangkan Desa Batuah di Kecamatan Loa Janan sebagai Desa Cantik, Edi juga mengatakan bahwa desa yang memiliki data akurat dapat menarik perhatian program dari pusat, provinsi, dan kabupaten, sehingga akan banyak program pembangunan yang dapat dikerjakan.
Ia menyambut positif program Desa Cantik yang digagas Badan Pusat Statistik (BPS), karena hal ini sebagai upaya membangun desa memiliki literasi statistik yang baik, mampu mengelola data sektoral secara mandiri, serta mampu menggunakan data dalam setiap proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
"Terpilihnya Desa Batuah sebagai contoh Desa Cantik, tentu memiliki tanggung jawab moral dalam memutakhirkan data. Desa Batuah akan menjadi contoh nyata bagaimana sebuah desa dapat membangun sistem data yang terstruktur, berkelanjutan, dan bermanfaat langsung bagi warganya," ujar bupati.
Data, katanya, bukan sekadar angka, namun merupakan representasi dari kondisi sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan berbagai sektor lainnya yang secara langsung mempengaruhi kebijakan dan program kerja pemerintah desa.
"Data yang baik akan menghasilkan keputusan yang tepat. Sebaliknya, data yang keliru atau tidak lengkap, berisiko melahirkan kebijakan yang tidak efektif, bahkan bisa merugikan masyarakat," katanya.