Balikpapan (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) unit Balikpapan memastikan peristiwa kebakaran yang terjadi di Crude Distillation Unit (CDU) IV tidak ada berkaitan dengan tumpahan minyak yang terjadi di perumahan atas air, Margasari kemarin.
"Untuk genangan minyak yang kemarin, tidak ada hubungannya dengan kejadian kebakaran. Tapi syukur Alhamdulillah genangan minyak ini juga bisa kami selesaikan dengan baik," kata General Manager Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan, Arafat Bayu Nugroho dalam jumpa persnya, Sabtu (25/5).
Bayu mengemukakan, pihaknya mendapatkan bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dalam menangani tumpahan minyak tersebut.
"Serta dari kelompok siaga bencana Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat yang turut bahu membahu menangani tumpahan minyak," tuturnya.
Bayu menjelaskan tumpahan minyak yang terjadi di kawasan tersebut bukan disebabkan adanya kebocoran tangki milik PT KPI.
"Hal itu semacam ada minyak, yang terilis ke lingkungan, karena ada aktifitas start up yang da di dalam kilang. Ada program ospek yang kita keluarkan, dan itu melebihi kapasitas pengolahan kami," ujarnya.
Bayu memastikan dari dua kejadian itu baik tumpahan minyak maupun kebakaran di distilasi minyak mentah tidak mengganggu operasional kilang.
Selain itu juga kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) insyaAllah masih bisa kami penuhi, karena kami memiliki sinergi antar kilang, sehingga mendapatkan cadangan dari kilang lainnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, CDU IV yang terbakar memiliki produksi sebanyak 170 barel per-hari, dan saat ini sedang tahapan normalisasi.
"Untuk kapasitas normalnya itu sekitar kurang lebih 300 ribu barel. Sementara untuk kerugian pasca kejadian tersebut masih dalam inventarisir," kata Bayu.
KPI pastikan kebakaran kilang tidak berkaitan dengan tumpahan minyak
Sabtu, 25 Mei 2024 14:15 WIB
Untuk genangan minyak yang kemarin, tidak ada hubungannya dengan kejadian kebakaran. Tapi syukur Alhamdulillah genangan minyak ini juga bisa kami selesaikan dengan baik