Jakarta (ANTARA) - Interior Istana Presiden dan Kantor Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) didesain seluruhnya dengan menggunakan produk dalam negeri.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut beberapa material yang digunakan untuk interior istana dan kantor presiden seperti lantai didesain khusus oleh pengrajin Yogyakarta, sementara lampu-lampunya adalah ukiran tembaga dari Boyolali, Jawa Tengah.
Interior bangunan terpenting di IKN itu juga memanfaatkan kayu dari Jepara serta pegangan pintu dari Cepogo, Boyolali.
“Desain interior istana ini sudah disetujui dan ditandatangani Bapak Presiden (Joko Widodo), sehingga kami bisa segera bekerja untuk pelaksanaannya,” kata Basuki usai rapat terbatas dengan Presiden terkait perkembangan pembangunan IKN, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Otorita IKN persiapkan SDM lokal jelang kepindahan Ibu Kota Negara
Namun, ujar dia, masih ada beberapa catatan untuk desain interior Kantor Presiden di IKN sehingga masih perlu disempurnakan.
Basuki menyatakan bahwa kemajuan pembangunan tahap pertama di IKN, yang mencakup proyek istana dan kantor presiden, sudah mencapai 62 persen dan diharapkan bisa rampung sepenuhnya pada Juli 2024 atau tepat sebelum Peringatan HUT ke-79 RI.
Pembangunan istana dan kantor presiden turut melibatkan Rudy Dodo, desainer interior asli Indonesia yang karyanya bisa dilihat di The Apurva Kempinski Bali—hotel yang digunakan selama perhelatan KTT G20 tahun lalu.
Baca juga: Otorita IKN gandeng PUPR demi perbaiki jalan desa wisata
Basuki kemudian menjelaskan bahwa pembahasan mengenai desain interior istana dan kantor presiden di IKN dilakukan sangat mendetail bersama Presiden Jokowi, dengan melibatkan beberapa arsitek, Kementerian PUPR, serta Ridwan Kamil selaku kurator pembangunan IKN.
Meskipun tidak menyebut perkiraan biaya, dia pun meyakinkan bahwa desain bangunan istana dan kantor presiden di IKN akan sangat kental budaya Indonesia, berbeda dengan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta yang bergaya kolonial.
“Ya ini Indonesia, namanya saja Istana Nusantara,” kata Basuki.