"Kami menyerukan jurnalis dan lembaga media internasional untuk mengintensifkan kehadiran mereka di Jalur Gaza untuk melihat sejauh mana kehancuran dan tanda-tanda genosida yang dilakukan oleh kekuatan pendudukan (Israel) dan tentara Nazi terhadap anak-anak, warga sipil yang tidak berdaya, dan seluruh infrastruktur,” kata Hamas.
Hamas merujuk penemuan puluhan jenazah warga sipil Palestina di bawah reruntuhan di daerah Sabra dan daerah lain di Kota Gaza serta sangat besarya skala kerusakan pada Universitas Islam yang merupakan salah satu lembaga ilmiah terpenting.
Baca juga: Sandera Israel puji Hamas lewat surat
"Kehancuran itu menegaskan kengerian yang dialami warga Gaza dalam perang genosida yang tujuannya adalah untuk mendorong mereka ke pengasingan," kata Hamas.
Senin malam (27/11), Qatar sebagai mediator mengumumkan perjanjian perpanjangan jeda kemanusiaan selama dua hari, yang akan digunakan oleh Israel dan Hamas untuk melanjutkan pertukaran tahanan.
Israel melancarkan serangan militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 15.000 warga Palestina termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan tewas karena serangan itu, sementara jumlah korban tewas di Israel 1.200 jiwa.
Sumber: Anadolu