Anggota Komisi II DPRD Kaltim  Akhmed Reza Fachlevi  menerangkan bahwa hampir seluruh perusda di Kaltim perlu di evaluasi, bahkan Perusda yang terkesan sehat seperti PT Migas Mandiri Pratama (MMP) dan Bank Kaltimtara juga turut dievaluasi.


Menurut, Reza kepada awak media di Samarinda, bahwa PT MMP yang bergerak dibidang migas tersebut diketahui tidak menyetorkan Pendapatan Asli Daerah ke pemerintah. 

Hal ini menjadi pertanyaan besar terhadap perusda yang baru-baru ini mendapat bisnis baru mengelola Blok Mahakam. Selain tak menyetorkan PAD, ternyata MMP juga memiliki piutang yang nilainya tidak sedikit.

Meski tak menyebutkan berapa angka piutang dan PAD yang semestinya disetor, realita tersebut semestinya menjadi sorotan tajam agar perusda bisa lebih profesional mengelola modal dari pemerintah. 

"Jangan sampai karena kesalahan dan kelalaian yang dibiarkan berdampak besar pada masa depan perusda beserta modal yang telah ditanamkan didalamnya. Hingga menyebabkan kerugian bagi daerah,"kata Politisi Gerindra ini.
Logo-DPRD Kaltim (Dok Antaranews Kaltim)
Sementara terkait kredit macet yang dialami Bankaltimtara sejak 2016 lalu ini, harus menjadi pelajaran bagi bank plat merah tersebut. 

Bankaltim harus tegas dalam setiap penyaluran kredit dengan pertimbangan yang masuk akal. Betul, ibaratnya memberikan pinjaman Rp 1 miliar tapi agunan BPKB motor, irasional. Jadi pertimbangan agunan harus jelas untuk setiap pemberian kredit, sebutnya.

Sementara, beralih ke Perusda Melati Bhakti Satya (MBS) dengan total penyertaan modal hingga Rp 1,2 triliun yang dinilai memberi kontribusi minim. 

Reza juga meminta agar permintaan evaluasi yang diajukan Komisi II bisa dilakukan dengan kooperatif. Seperti memberikan data-data yang utuh dan transparan untuk perbaikan perusda kedepan. 
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019