Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersama Pemkot Samarinda bersinergi menggalakkan gerakan menanam cabai yang dimulai menanam 4.000 bibit cabai untuk mengurangi inflasi, karena salah satu komoditas penyumbang inflasi adalah cabai.
"Peluncuran gerakan menanam cabai yang secara simbolis dilakukan hari ini, tentu akan dilanjutkan dengan penanaman di lahan-lahan milik masyarakat agar kelak tidak lagi mengimpor cabai dari daerah lain," ujar Kepala BI Provinsi Kaltim Tutuk S.H Cahyono saat launcing menanam cabai di Samarinda, Selasa.
Menurut dia, hingga kini Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda terus menunjukkan sinergi kuat dalam tugas menjaga dan memelihara kestabilan harga di masyarakat.
Seperti diketahui, Samarinda masih belum mampu mencukupi berbagai jenis kebutuhan komoditas pangannya sendiri, termasuk cabai, namun berkat soliditas TPID dalam mengamankan pasokan dan distribusinya selama ini, inflasi di Samarinda dapat terjaga rendah dan stabil.
"Inflasi di Samarinda sampai September 2019 baru mencapai 1,56 persen (yoy) dan 1,14 persen (ytd), berada di bawah periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,35 persen (yoy) dan 2,9 persen (ytd)," katanya.
Namun, lanjut dia, jka terus menggantungkan pasokan dari daerah lain, tentu punya risiko yang tidak kecil. Di samping harus adanya penguatan pasokan, distribusi dan struktur pasar yang kompetitif, produksi di daerah sendiri juga harus dikuatkan.
Apabila pangan sudah kuat, ketika terjadi gejolak di luar daerah atau distorsi di sisi distribusi dan struktur pasarnya, setidaknya masih bisa dimitigasi oleh pasokan dari masyarakat lokal Samarinda dan sekitarnya.
Salah satu kekuatan TPID Samarinda hingga mampu beberapa kali menjuarai TPID terbaik se-Kalimantan, terletak pada kuatnya dukungan pemerintah setempat melakukan intervensi terukur dalam setiap upaya stabilisasi beberapa komoditas yang sering bergejolak.
Selain juga relatif kuatnya peran kelembagaan lain sampai di tingkat rumah tangga, seperti Perusda, para camat, lurah, sampai tingkat pengurus RT.
"Kekuatan inilah yang menjadi modal berharga untuk terus berkreasi dan mengimplementasikan inovasi baru yang cocok bagi Samarinda, guna mampu tetap memelihara inflasi yang rendah dan stabil," ucap Tutuk.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Peluncuran gerakan menanam cabai yang secara simbolis dilakukan hari ini, tentu akan dilanjutkan dengan penanaman di lahan-lahan milik masyarakat agar kelak tidak lagi mengimpor cabai dari daerah lain," ujar Kepala BI Provinsi Kaltim Tutuk S.H Cahyono saat launcing menanam cabai di Samarinda, Selasa.
Menurut dia, hingga kini Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda terus menunjukkan sinergi kuat dalam tugas menjaga dan memelihara kestabilan harga di masyarakat.
Seperti diketahui, Samarinda masih belum mampu mencukupi berbagai jenis kebutuhan komoditas pangannya sendiri, termasuk cabai, namun berkat soliditas TPID dalam mengamankan pasokan dan distribusinya selama ini, inflasi di Samarinda dapat terjaga rendah dan stabil.
"Inflasi di Samarinda sampai September 2019 baru mencapai 1,56 persen (yoy) dan 1,14 persen (ytd), berada di bawah periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,35 persen (yoy) dan 2,9 persen (ytd)," katanya.
Namun, lanjut dia, jka terus menggantungkan pasokan dari daerah lain, tentu punya risiko yang tidak kecil. Di samping harus adanya penguatan pasokan, distribusi dan struktur pasar yang kompetitif, produksi di daerah sendiri juga harus dikuatkan.
Apabila pangan sudah kuat, ketika terjadi gejolak di luar daerah atau distorsi di sisi distribusi dan struktur pasarnya, setidaknya masih bisa dimitigasi oleh pasokan dari masyarakat lokal Samarinda dan sekitarnya.
Salah satu kekuatan TPID Samarinda hingga mampu beberapa kali menjuarai TPID terbaik se-Kalimantan, terletak pada kuatnya dukungan pemerintah setempat melakukan intervensi terukur dalam setiap upaya stabilisasi beberapa komoditas yang sering bergejolak.
Selain juga relatif kuatnya peran kelembagaan lain sampai di tingkat rumah tangga, seperti Perusda, para camat, lurah, sampai tingkat pengurus RT.
"Kekuatan inilah yang menjadi modal berharga untuk terus berkreasi dan mengimplementasikan inovasi baru yang cocok bagi Samarinda, guna mampu tetap memelihara inflasi yang rendah dan stabil," ucap Tutuk.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019