Penajam (ANTARA Kaltim) - Keluhan warga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terkait kerusakan jalan trans Kalimantan di wilayahnya hingga kini belum mendapat perhatian pemerintah provinsi.
Sejumlah warga Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam, yang ditemui Minggu, mengeluhkan kerusakan parah jalan trans Kalimantan yang melalui wilayah Petung hingga mengakibatkan kepulan debu dan berisiko menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
"Jalan itu sempat dilakukan perbaikan, tapi hanya tambal sulam dan tidak bertahan lama, selain diperparah jalan sering dilewati kendaraan bermuatan berat," jelas Subandi, warga Kelurahan Petung.
Kondisi jalur dua jalan trans Kalimantan di wilayah Petung, di sisi kiri arah menuju Kecamatan Waru dipenuhi lubang cukup dalam dengan diameter cukup lebar.
"Banyaknya lubang dengan kedalaman hampir setengah meter itu kerap menimbulkan terjadinya kecelakaan," ujar Subandi.
Jika musim kemarau, kendaraan yang melintas di jalan itu menimbulkan kepulan debu yang rawan menyebabkan penyakit inspeksi saluran pernafasan bagi warga.
Rendahnya kualitas pengerjaan perbaikan jalan tersebut membuat jalan jalur dua trans Kalimantan di wilayah Petung kondisinya rusak parah, akibat lapisan atas terkikis sepanjang satu kilometer.
"Kerusakan jalan itu sudah lama. Kami telah melaporkan kerusakan itu, tapi hingga kini tidak mendapat respon dari instansi terkait," tambah Subandi.
Selain Kelurahan Petung, warga Kelurahan Buluminung juga mengeluhkan kondisi jalan trans Kalimantan yang melalui wilayah itu semakin rusak parah.
Warga Kelurahan Buluminung pada Senin (17/7) sempat melakukan penutupan jalan tersebut di kilometer 18 untuk kendaraan pelat merah atau kendaraan dinas, sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap pemerintah yang tidak kunjung memperbaiki jalan itu.
Pada April 2017, warga Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam, juga telah melakukan aksi serupa, tapi tidak ada tanggapan dari pemerintah.
"Kondisi jalan rusak itu semakin diperparah dengan turunnya hujan, sehingga jalan semakin licin dan berlumpur," ucap Udin, warga Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam.
Jalan yang semakin licin dan lubang jalan yang tertutup air menyebabkan banyak pengendara roda dua terjatuh dan kendaraan roda empat terperosok ketika melalui jalan tersebut.
Warga Kelurahan Buluminung telah berinisiatif menimbun lubang-lubang jalan dengan batu, namun harus ada perbaikan jalan trans Kalimantan itu karena dengan jalan yang semakin rusak parah mengakibatkan risiko kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.
Kerusakan jalan trans Kalimantan di wilayah Kelurahan Buluminung tersebut juga mengakibatkan tarif angkutan umum meningkat. Tarif angkutan umum Petung-Buluminung mencapai Rp20.000, lebih mahal dari tarif angkutan umum Penajam-Petung dengan jarak hampir sama yang hanya Rp10.000.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Penajam Paser Utara Edi Hasmoro dihubungi terpisah menyatakan, instansinya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk menangani jalan rusak tersebut.
"Kami berharap Pemprov Kaltim memerhatikan kondisi jalan trans Kalimantan yang dikeluhkan warga itu," tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Sejumlah warga Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam, yang ditemui Minggu, mengeluhkan kerusakan parah jalan trans Kalimantan yang melalui wilayah Petung hingga mengakibatkan kepulan debu dan berisiko menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
"Jalan itu sempat dilakukan perbaikan, tapi hanya tambal sulam dan tidak bertahan lama, selain diperparah jalan sering dilewati kendaraan bermuatan berat," jelas Subandi, warga Kelurahan Petung.
Kondisi jalur dua jalan trans Kalimantan di wilayah Petung, di sisi kiri arah menuju Kecamatan Waru dipenuhi lubang cukup dalam dengan diameter cukup lebar.
"Banyaknya lubang dengan kedalaman hampir setengah meter itu kerap menimbulkan terjadinya kecelakaan," ujar Subandi.
Jika musim kemarau, kendaraan yang melintas di jalan itu menimbulkan kepulan debu yang rawan menyebabkan penyakit inspeksi saluran pernafasan bagi warga.
Rendahnya kualitas pengerjaan perbaikan jalan tersebut membuat jalan jalur dua trans Kalimantan di wilayah Petung kondisinya rusak parah, akibat lapisan atas terkikis sepanjang satu kilometer.
"Kerusakan jalan itu sudah lama. Kami telah melaporkan kerusakan itu, tapi hingga kini tidak mendapat respon dari instansi terkait," tambah Subandi.
Selain Kelurahan Petung, warga Kelurahan Buluminung juga mengeluhkan kondisi jalan trans Kalimantan yang melalui wilayah itu semakin rusak parah.
Warga Kelurahan Buluminung pada Senin (17/7) sempat melakukan penutupan jalan tersebut di kilometer 18 untuk kendaraan pelat merah atau kendaraan dinas, sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap pemerintah yang tidak kunjung memperbaiki jalan itu.
Pada April 2017, warga Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam, juga telah melakukan aksi serupa, tapi tidak ada tanggapan dari pemerintah.
"Kondisi jalan rusak itu semakin diperparah dengan turunnya hujan, sehingga jalan semakin licin dan berlumpur," ucap Udin, warga Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam.
Jalan yang semakin licin dan lubang jalan yang tertutup air menyebabkan banyak pengendara roda dua terjatuh dan kendaraan roda empat terperosok ketika melalui jalan tersebut.
Warga Kelurahan Buluminung telah berinisiatif menimbun lubang-lubang jalan dengan batu, namun harus ada perbaikan jalan trans Kalimantan itu karena dengan jalan yang semakin rusak parah mengakibatkan risiko kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.
Kerusakan jalan trans Kalimantan di wilayah Kelurahan Buluminung tersebut juga mengakibatkan tarif angkutan umum meningkat. Tarif angkutan umum Petung-Buluminung mencapai Rp20.000, lebih mahal dari tarif angkutan umum Penajam-Petung dengan jarak hampir sama yang hanya Rp10.000.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Penajam Paser Utara Edi Hasmoro dihubungi terpisah menyatakan, instansinya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk menangani jalan rusak tersebut.
"Kami berharap Pemprov Kaltim memerhatikan kondisi jalan trans Kalimantan yang dikeluhkan warga itu," tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017