Penajam (ANTARA Kaltim) - Sedikitnya 60 hektare lahan pertanian di Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sejak empat hari ini terendam banjir luapan Sungai Sesulu.
"Tanaman padi di sawah seluas 60 hektare di RT 6 Desa Sesulu yang terkena banjir itu berusia 2,5 bulan, bahkan ada yang telah berbuah," kata Jumadi, salah satu petani di Desa Sesulu ketika ditemui, Rabu.
Sejumlah petani Desa Sesulu menyatakan, tanaman padi terancam mati jika dalam dua hari ke depan air tidak surut.
"Kalau air cepat surut, padi masih bisa terselamatkan. Tapi kalau dua hari ke depan masih terendam air, padi terancam mati," ujar Jumadi.
Banjir yang merendam lahan pertanian dan pemukiman warga di Desa Sesulu, Kecamatan Waru telah berlangsung selama empat hari mulai Minggu (16/7)-Rabu (19/7).
Jumadi memiliki lahan pertanian seluas dua hektare dan ketinggian air yang merendam sawahnya antara 30 centimeter hingga satu meter, sehingga tanaman padi tidak terlihat.
Selain tanaman padi, tanaman terong, kacang panjang, tomat dan cabai di areal perkebunan Desa Sesulu juga terandam banjir dan mulai terlihat layu.
Zainal, salah satu pemilik kebun di Desa Sesulu menjelaskan, tanaman tomat, terong, cabai dan kacang panjang seluas satu hektare miliknya terancam gagal panen.
"Cabai, tomat dan kacang panjang sudah mulai layu, kalau terong masih bisa bertahan tapi tetap akan rugi," ungkapnya.
Jika selama dua sampai tiga hari ke depan tambah Zainal, air tidak juga surut atau masih terendam banjir, tanaman terong pasti akan mati.
Zainal mengeluarkan modal untuk menanam terong, tomat, kacang panjang dan cabai sekitar Rp15 juta dan akibat tanamannya terendam banjir, terancam mengalami kerugian puluhan juta rupiah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Tanaman padi di sawah seluas 60 hektare di RT 6 Desa Sesulu yang terkena banjir itu berusia 2,5 bulan, bahkan ada yang telah berbuah," kata Jumadi, salah satu petani di Desa Sesulu ketika ditemui, Rabu.
Sejumlah petani Desa Sesulu menyatakan, tanaman padi terancam mati jika dalam dua hari ke depan air tidak surut.
"Kalau air cepat surut, padi masih bisa terselamatkan. Tapi kalau dua hari ke depan masih terendam air, padi terancam mati," ujar Jumadi.
Banjir yang merendam lahan pertanian dan pemukiman warga di Desa Sesulu, Kecamatan Waru telah berlangsung selama empat hari mulai Minggu (16/7)-Rabu (19/7).
Jumadi memiliki lahan pertanian seluas dua hektare dan ketinggian air yang merendam sawahnya antara 30 centimeter hingga satu meter, sehingga tanaman padi tidak terlihat.
Selain tanaman padi, tanaman terong, kacang panjang, tomat dan cabai di areal perkebunan Desa Sesulu juga terandam banjir dan mulai terlihat layu.
Zainal, salah satu pemilik kebun di Desa Sesulu menjelaskan, tanaman tomat, terong, cabai dan kacang panjang seluas satu hektare miliknya terancam gagal panen.
"Cabai, tomat dan kacang panjang sudah mulai layu, kalau terong masih bisa bertahan tapi tetap akan rugi," ungkapnya.
Jika selama dua sampai tiga hari ke depan tambah Zainal, air tidak juga surut atau masih terendam banjir, tanaman terong pasti akan mati.
Zainal mengeluarkan modal untuk menanam terong, tomat, kacang panjang dan cabai sekitar Rp15 juta dan akibat tanamannya terendam banjir, terancam mengalami kerugian puluhan juta rupiah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017