Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Syaharie Jaang menyerahkan bantuan Program Pengembangan Usaha Mina Mandiri Perikanan Budi Daya kepada enam kelompok pembudi daya ikan masing masing Rp60 juta.

"Pemberian bantuan PUMM PB kepada kelompok pembudi daya ikan tersebut sebagai komitmen Pemerintah Kota Samarinda untuk mendukung pengembangan sektor perikanan di daerah ini," kata Syaharie Jaang saat menghadiri Gerakan Gemar Makan Ikan, Panen Raya dan tabur benih ikan nila di keramba apung milik Kelompok Pembudi Daya Ikan Rawa Bening di kawasan bekas tambang di Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Senin..

"Lahan bekas tambang bukan hanya memberikan dampak negatif, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai kolam pembudidayaan ikan nila sistem keramba apung serta untuk permainan air dan pembangunan kawasan perumahan," katanya.

Wali Kota Samarinda juga mengapresiasi kegiatan pembudidayaan ikan yang selain meningkatkan pendapatan warga juga sebagai upaya mendukung program gemar memakan ikan.

"Hari ini (Senin) semua kepala SKPD hadir, termasuk Wakil Wali Kota dan isteri, Komandan Kodim, Direktur Polnes, direksi PDAM dan Direktur PDAM. Semuanya lengkap, dengan tujuan selain makan bersama ikan hasil panen, juga untuk bersama-sama memberikan solusi untuk peningkatan pembudidayaan ikan di lahan bekas tambang," ujar Syaharie Jaang.

Secara spontan, Wali Kota Samarinda itu langsung meminta Direktur Bank Perkreditan Rakyat Desy Noviyanti untuk mendukung permodalan kelompok pembudidayaan ikan Rawa Bening I dan Rawa Bening II.

"Saya berharap, BPR bisa membantu permodalan sehingga kelompok pembudi daya ikan Rawa Bening tidak terlilit rentenir dan tidak jatuh bangun karena masalah permodalan," ungkap Syaharie Jaang yang didampingi Puji Setyowati yang juga Ketua Forum Kota Sehat (Forkots) Samarinda.

Kepala Dinas Peternakan Samarinda Syamsul Bachri menjamin, budidaya di areal bekas tambang tersebut aman.

"Budidaya ikan di kolam bekas tambang ini sudah pernah dikonsultasikan dan dinyatakan aman sepanjang terlebih dahulu dilakukan treatment atau perlakuan khusus untuk menetralkan keasaman maupun zat zat lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia," katanya.

"Indikasi awal baik dan diukur setiap hari. Bahkan BLH Kota Samarinda telah mekukan uji sample di laboratorium terakreditasi dan hasilnya aman konsumsi," ungkap Syamsul Bachri.

Sementara Ketua Forkots Samarinda Setyowati menyampaikan, tim verifikasi kota sehat tingkat pusat akan mengunjungi kolam bekas tambang tersebut, baik yang telah dijadikan pengembangan ikan maupun kawasan perumahan.

Ketua Pokdakan Rawa Bening I Subli, mengatakan pada awalnya hanya memiliki empat petak keramba apung dengan ukuran 2x3 meter yang kemudian diikuti sejumlah warga sehingga pada 22 Desember 2014 dibentuk Pokdakan oleh Lurah Lok Bahu.

"Pada 2014 kami mendapatkan bantuan berupa, benih ikan maupun pakan ternak termasuk mesin pembuat pakan. Saat ini sudah terdapat 428 petak keramba apung dan setiap empat kami bisa panen," katanya.

"Sekali panen untuk 3.000 benih hasil yang kami peroleh Rp30 juta dengan biaya produksi Rp 24 juta," ungkap Subli. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015