Samarinda (ANTARA Kaltim) - Protection of Forest and Fauna (Profauna), sebuah lembaga berjaringan internasional yang bergerak di bidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya, mengajak pelajar di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, untuk peduli terhadap kelestarian penyu.
"Masih tingginya perdagangan bagian tubuh penyu di Berau itu, mendorong kami (Profauna) gencar melakukan edukasi dan kampanye ke generasi muda agar mereka peduli dan tidak membeli bagian tubuh penyu tersebut," kata Koordinator Profauna Borneo Bayu Sandi saat dihubungi dari Samarinda, Jumat.
Selama Januari hingga Juni 2015, Profauna kata Bayu Sandi, telah melakukan kunjungan edukasi sebanyak 14 kali ke sekolah dan pesantren yang ada di Kabupaten Berau.
Hasil edukasi ke sekolah-sekolah itu menurut Bayu Sandi membuahkan hasil positif, karena banyak pelajar yang kemudian menyerahkan secara sukarela souvenir yang mengandung karapas penyu sisik.
"Pada Mei 2015, kami menerima 11 buah suvenir terbuat dari penyu sisik yang diserahkan oleh pelajar dari SMA Muhamadiyah, SMAN 1 Berau, SMP PGRI dan SMP Al Ihsan," kata Bayu Sandi.
Suvenir penyu tersebut lanjut Bayu Sandi, kemudian diserahkan ke Kantor Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) BKSDA Kabupaten Berau.
"Kepedulian generasi muda di Berau sangat penting bagi masa depan penyu, karena merekalah yang nanti akan jadi generasi penerus yang akan menentukan kelestarian penyu di Berau," ujarnya.
Pentingnya kepedulian generasi muda khususnya dari kalangan pelajar terhadap kelestarian penyu tambahnya karena hingga saat ini penjualan souvenir atau aksesoris yang mengandung karapas (tempurung) "eretmochelys imbricata" atau penyu sisik di Tanjung Redeb, kembali meningkat.
Pada Juani 2015, Profauna menemukan lebih dari 700 buah souvenir yang mengandung karapas penyu sisik yang dijual di Pasar Aji Dilayas dan dua toko di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.
Selain souvenir yang mengandung penyu sisik, Profauna juga masih menemukan telur penyu yang diperdagangkan di Pasar Aji Dilayas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Masih tingginya perdagangan bagian tubuh penyu di Berau itu, mendorong kami (Profauna) gencar melakukan edukasi dan kampanye ke generasi muda agar mereka peduli dan tidak membeli bagian tubuh penyu tersebut," kata Koordinator Profauna Borneo Bayu Sandi saat dihubungi dari Samarinda, Jumat.
Selama Januari hingga Juni 2015, Profauna kata Bayu Sandi, telah melakukan kunjungan edukasi sebanyak 14 kali ke sekolah dan pesantren yang ada di Kabupaten Berau.
Hasil edukasi ke sekolah-sekolah itu menurut Bayu Sandi membuahkan hasil positif, karena banyak pelajar yang kemudian menyerahkan secara sukarela souvenir yang mengandung karapas penyu sisik.
"Pada Mei 2015, kami menerima 11 buah suvenir terbuat dari penyu sisik yang diserahkan oleh pelajar dari SMA Muhamadiyah, SMAN 1 Berau, SMP PGRI dan SMP Al Ihsan," kata Bayu Sandi.
Suvenir penyu tersebut lanjut Bayu Sandi, kemudian diserahkan ke Kantor Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) BKSDA Kabupaten Berau.
"Kepedulian generasi muda di Berau sangat penting bagi masa depan penyu, karena merekalah yang nanti akan jadi generasi penerus yang akan menentukan kelestarian penyu di Berau," ujarnya.
Pentingnya kepedulian generasi muda khususnya dari kalangan pelajar terhadap kelestarian penyu tambahnya karena hingga saat ini penjualan souvenir atau aksesoris yang mengandung karapas (tempurung) "eretmochelys imbricata" atau penyu sisik di Tanjung Redeb, kembali meningkat.
Pada Juani 2015, Profauna menemukan lebih dari 700 buah souvenir yang mengandung karapas penyu sisik yang dijual di Pasar Aji Dilayas dan dua toko di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.
Selain souvenir yang mengandung penyu sisik, Profauna juga masih menemukan telur penyu yang diperdagangkan di Pasar Aji Dilayas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015