Samarinda (ANTARA Kaltim) - Puluhan mahasiswa di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menggelar aksi demonstrasi memperingati runtuhnya kekuasaan Presiden ke-2 Soeharto pada 21 Mei 1998 atau 17 tahun silam, dengan meneriakkan yel-yel dan menuntut sejumlah perbaikan.
"Kami tegas menolak program neoliberal, hapus utang luar negeri, sita harta koruptor, tolak `union busting` (pemberangusan serikat-serikat), tolak Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 pasal 17 ayat 3, dan tolak pembentukan Menwa di universitas," kata Hae S, humas aksi demo tersebut di Samarinda, Kamis.
Aksi mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Menggugat ini merupakan gabungan dari berbagai elemen, antara lain GMNI, GMKI, Koma Progresif, KPO-PRP, Politik Rakyat, Perempuan Mahardhika, BEM Teknik, BEM Untag, dan PMII.
Mereka mulai menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Kaltim sekitar pukul 11.00 Wita. Para mahasiswa membentangkan spanduk berisi kecaman terhadap kebijakan pemerintahan saat ini yang dinilai masih beraroma Orde Baru (Orba).
"17 tahun berlalu. Lengsernya Soeharto tidak memberikan bentuk kekuasaan yang seharusnya dimiliki rakyat. Rakyat terus saja dalam belenggu kemiskinan, menderita, kesenjangan sosial yang merupakan akibat dari pemerintah neoliberal," kata Hae.
Menurutnya, 17 tahun lalu merupakan sejarah yang ditorehkan seluruh elemen massa yang merupakan rakyat Indonesia, antara lain dari elemen buruh, petani, mahasiswa, kaum miskin kota, dan sejumlah elemen lain.
Namun, masalah kemiskinan yang dari dulu terjadi, tidak pernah menjadi masalah penting yang seharusnya diselesaikan oleh para pemimpin negeri ini.
"Bahkan, saat ini utang Indonesia semakin tinggi, sehingga mereka meminta pemerintah segera menghapuskan hutang luar negeri tersebut," tambahnya.
Setelah aksi yang dilakukan Gerakan Mahasiswa Menggugat tersebut selesai, datang aksi serupa di depan Kantor Gubernur Kaltim, yakni dari puluhan mahasiswa Universitas Mulawarman. Mereka tiba di Kantor Gubernur sekitar pukul 14.30 Wita.
Aksi serupa juga dilakukan oleh Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim. Mereka menggelar aksi di Simpang Tiga Jalan Pahlawan Samarinda sekitar pukul 16.00 Wita. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Kami tegas menolak program neoliberal, hapus utang luar negeri, sita harta koruptor, tolak `union busting` (pemberangusan serikat-serikat), tolak Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 pasal 17 ayat 3, dan tolak pembentukan Menwa di universitas," kata Hae S, humas aksi demo tersebut di Samarinda, Kamis.
Aksi mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Menggugat ini merupakan gabungan dari berbagai elemen, antara lain GMNI, GMKI, Koma Progresif, KPO-PRP, Politik Rakyat, Perempuan Mahardhika, BEM Teknik, BEM Untag, dan PMII.
Mereka mulai menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Kaltim sekitar pukul 11.00 Wita. Para mahasiswa membentangkan spanduk berisi kecaman terhadap kebijakan pemerintahan saat ini yang dinilai masih beraroma Orde Baru (Orba).
"17 tahun berlalu. Lengsernya Soeharto tidak memberikan bentuk kekuasaan yang seharusnya dimiliki rakyat. Rakyat terus saja dalam belenggu kemiskinan, menderita, kesenjangan sosial yang merupakan akibat dari pemerintah neoliberal," kata Hae.
Menurutnya, 17 tahun lalu merupakan sejarah yang ditorehkan seluruh elemen massa yang merupakan rakyat Indonesia, antara lain dari elemen buruh, petani, mahasiswa, kaum miskin kota, dan sejumlah elemen lain.
Namun, masalah kemiskinan yang dari dulu terjadi, tidak pernah menjadi masalah penting yang seharusnya diselesaikan oleh para pemimpin negeri ini.
"Bahkan, saat ini utang Indonesia semakin tinggi, sehingga mereka meminta pemerintah segera menghapuskan hutang luar negeri tersebut," tambahnya.
Setelah aksi yang dilakukan Gerakan Mahasiswa Menggugat tersebut selesai, datang aksi serupa di depan Kantor Gubernur Kaltim, yakni dari puluhan mahasiswa Universitas Mulawarman. Mereka tiba di Kantor Gubernur sekitar pukul 14.30 Wita.
Aksi serupa juga dilakukan oleh Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim. Mereka menggelar aksi di Simpang Tiga Jalan Pahlawan Samarinda sekitar pukul 16.00 Wita. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015