Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menginginkan adanya hilirisasi industri kelapa sawit di Kutim, dengan membuat pabrik minyak kelapa sawit.
“Kita bangga kalau Kutim punya brand asli Kutim. Misal punya minyak goreng dengan merk sendiri,” kata Ketua FPKS Kutim Nasaruddin, di Sangatta, Sabtu,
Ia menjelaskan selama ini petani sawit di Kutim menghadapi kendala besar karena tidak memiliki pabrik pengolahan sendiri. Perusahaan-perusahaan besar di Kutim memiliki lahan inti sendiri, sehingga petani swadaya kesulitan menyalurkan hasil panennya.
Menurutnya dengan adanya fasilitas seperti refinery, CPO turunan sawit seperti minyak goreng, sabun, dan kosmetik bisa diproduksi di Kutim. Jadi tidak lagi sawit dibawa keluar, tetapi diolah terlebih dahulu sehingga menjadi produk jadi.
Nasaruddin menegaskan industri sawit memang cukup menjanjikan tetapi juga penuh tantangan. Oleh karena itu FPKS Kutim mendorong investor untuk berinvestasi dan bekerja sama dengan para petani sawit.
“Kami siap mendukung inisiatif hilirisasi industri sawit di Kutim, menciptakan sinergi yang positif antara petani swadaya dan sektor industri besar,” kata Nasaruddin.
Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyambut baik keinginan FPKS Kutim dalam mewujudkan hilirisasi industri kelapa sawit di Kutim.
“Kami akan terus bekerja sama dengan FPKS dan semua pihak terkait untuk memastikan bahwa sektor perkebunan kelapa sawit di Kutim berkembang dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” ucapnya.
Ardiansyah mengungkapkan saat ini sudah ada investor yang akan berinvestasi dalam pembangunan pabrik kelapa sawit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy. Namun, ia tidak menyebutkan nama perusahaannya
“Kami berharap satu sampai dua tahun ke depan perusahaan industri sawit dapat berdiri di Kutim, dengan membawa manfaat bagi masyarakat lokal,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024