Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kota Samarinda yang merupakan ibukota Provinsi Kaltim dan penghubung antarkota menjadi simpul bermacam kegiatan baik regional, nasional bahkan internasional.
Fasilitas Convention Hall yang bertaraf internasional sudah menjadi kebutuhan, bukan proyek muluk-muluk. Ironi sekali jika ibukota provinsi tidak memiliki gedung yang khusus untuk diselenggarakannya berbagai kegiatan hingga bertaraf internasional yg kini dibangun di area kompleks stadion Sempaja itu.
Namun pembangunan gedung megah tersebut, kualitasnya jadi tanda tanya. Saat peninjauan lapangan dari panitia khusus (pansus) Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) gubernur oleh DPRD Kalimantan timur Selasa (3/6) lalu.
Proyek yang menelan biaya kurang labih 400 milyar dari anggran APBD ini dinilai harus di tinjau kembali, hal tersebut dinyatakan anggota DPRD Kaltim Syaparuddin, ia menilai bahwa proyek bangunan semegah itu tidak sesuai apa yang di harapkan. Masih banyak yang harus dibenahi baik dari segi bangunan maupun dari sektor lainya.
“Saya menilai masih banyak yang harus di benahi atau di evaluasi dari bangunan Convention Hall ini,dengan anggaran yang besar harusnya pembangunan bisa di katakan hampir selesai namun nyatanya masih banyak sisi bangunan yang belum maksimal,“ ucapnya.
Konstruksi gedung tiga lantai ini memiliki daya tampung 3.000 ribu kursi dan 6.000 orang tanpa kursi terdiri balkon atas 900 kursi, balkon bawah 1.100 kursi, lantai bawah 1.000 kursi. Kemudian exhibition hall di lantai 1 dengan daya tampung 4 ribu kursi serta kapasitas parkir dengan kapasitas 402 roda empat dan 125 kendaraan roda dua.
Dari pandangan pansus, ditemui keretakan pada tiang-tiang yang ada di bagian dalam bangunan. Kondisi itu jelas sangat berbahaya. “Apalagi diproyeksi bakal dipenuhi ribuan pengunjung nantinya.
Dari banyak sisi, masih banyak yang di evaluasi dari pembangunan gedung tersebut, untuk pihak kontraktor pembangunan harus segera membenahi keretakan tersebut, selagi masih ada waktu sebelum benar-benar digunakan,“ tegas wakil ketua pansus LKPJ ini.
Bangunan yang bisa di katakan termegah di kalimantan timur ini, di harapkan nantinya akan diimbangi dengan sistem pemeliharaan yang baik. Tentunya memakan biaya pemiliharaan yang tidak sedikit pula, hal yang juga menjadi pertimbangan mengingat masih banyak pembangunan lain yang akan di biayai pemerintah.
“Pemerintah harus segera memikirkan tentang pemeliharaan gedung tersebut, jelas sudah bisa saya pastikan bahwa biaya pemeliharaan nya pasti sangat besar, jangan sampai pada akhirnya nasib gedung convention hall ini akan sama nasib nya seperti gedung-gedung megah lainya yang dimiliki kaltim yang dibiarkan mubazir.
Jika memang begitu, alangkah baiknya anggaran besar yang dikeluarkan bisa di alokasikan untuk pembangunan infrastruktur yang lebih membutuhkan,“ terang legislator dari komisi I DPRD Kaltim ini mengakhiri. (Humas DPRD Kaltim/yud/dhi)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Fasilitas Convention Hall yang bertaraf internasional sudah menjadi kebutuhan, bukan proyek muluk-muluk. Ironi sekali jika ibukota provinsi tidak memiliki gedung yang khusus untuk diselenggarakannya berbagai kegiatan hingga bertaraf internasional yg kini dibangun di area kompleks stadion Sempaja itu.
Namun pembangunan gedung megah tersebut, kualitasnya jadi tanda tanya. Saat peninjauan lapangan dari panitia khusus (pansus) Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) gubernur oleh DPRD Kalimantan timur Selasa (3/6) lalu.
Proyek yang menelan biaya kurang labih 400 milyar dari anggran APBD ini dinilai harus di tinjau kembali, hal tersebut dinyatakan anggota DPRD Kaltim Syaparuddin, ia menilai bahwa proyek bangunan semegah itu tidak sesuai apa yang di harapkan. Masih banyak yang harus dibenahi baik dari segi bangunan maupun dari sektor lainya.
“Saya menilai masih banyak yang harus di benahi atau di evaluasi dari bangunan Convention Hall ini,dengan anggaran yang besar harusnya pembangunan bisa di katakan hampir selesai namun nyatanya masih banyak sisi bangunan yang belum maksimal,“ ucapnya.
Konstruksi gedung tiga lantai ini memiliki daya tampung 3.000 ribu kursi dan 6.000 orang tanpa kursi terdiri balkon atas 900 kursi, balkon bawah 1.100 kursi, lantai bawah 1.000 kursi. Kemudian exhibition hall di lantai 1 dengan daya tampung 4 ribu kursi serta kapasitas parkir dengan kapasitas 402 roda empat dan 125 kendaraan roda dua.
Dari pandangan pansus, ditemui keretakan pada tiang-tiang yang ada di bagian dalam bangunan. Kondisi itu jelas sangat berbahaya. “Apalagi diproyeksi bakal dipenuhi ribuan pengunjung nantinya.
Dari banyak sisi, masih banyak yang di evaluasi dari pembangunan gedung tersebut, untuk pihak kontraktor pembangunan harus segera membenahi keretakan tersebut, selagi masih ada waktu sebelum benar-benar digunakan,“ tegas wakil ketua pansus LKPJ ini.
Bangunan yang bisa di katakan termegah di kalimantan timur ini, di harapkan nantinya akan diimbangi dengan sistem pemeliharaan yang baik. Tentunya memakan biaya pemiliharaan yang tidak sedikit pula, hal yang juga menjadi pertimbangan mengingat masih banyak pembangunan lain yang akan di biayai pemerintah.
“Pemerintah harus segera memikirkan tentang pemeliharaan gedung tersebut, jelas sudah bisa saya pastikan bahwa biaya pemeliharaan nya pasti sangat besar, jangan sampai pada akhirnya nasib gedung convention hall ini akan sama nasib nya seperti gedung-gedung megah lainya yang dimiliki kaltim yang dibiarkan mubazir.
Jika memang begitu, alangkah baiknya anggaran besar yang dikeluarkan bisa di alokasikan untuk pembangunan infrastruktur yang lebih membutuhkan,“ terang legislator dari komisi I DPRD Kaltim ini mengakhiri. (Humas DPRD Kaltim/yud/dhi)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014