Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin mengatakan pihaknya terus berupaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dengan melakukan empat strategi utama.
"Empat strategi utama tersebut yakni peningkatan akses kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan tata kelola kesehatan," ujar Jaya di Samarinda, Selasa.
Ia menjelaskan, strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan dilakukan dengan memperkuat ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal, termasuk pelayanan pencegahan, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kemudian dalam strategi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, dilakukan dengan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, ketersediaan obat dan alat kesehatan, serta standar pelayanan kesehatan maternal dan perinatal.
"Strategi peningkatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak, serta peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung kesehatan ibu dan anak," katanya.
Lanjutnya, penguatan tata kelola kesehatan dilakukan dengan memperkuat sistem surveilans kematian maternal dan perinatal, serta meningkatkan pelaporan dan pengkajian kematian maternal dan perinatal.
Ia menyebutkan salah satu upaya penguatan tata kelola kesehatan yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pelaporan dan pengkajian kematian maternal dan perinatal melalui kegiatan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data kematian secara terus menerus melalui system surveilans kematian maternal dan perinatal dengan menggunakan Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons (AMP-SR).
Menurutnya berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, AKI di wilayah tersebut pada tahun 2022 tercatat sebesar 38,3 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih di atas target nasional yang ditetapkan sebesar 30 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan, AKB di Kalimantan Timur pada tahun 2022 tercatat sebesar 21,9 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini juga masih di atas target nasional yang ditetapkan sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup.
"Kami optimistis dapat menurunkan AKI dan AKB di Kalimantan Timur melalui empat strategi utama tersebut. "Kami akan terus bekerja keras untuk mewujudkan target penurunan AKI dan AKB di Kalimantan Timur," ucap Jaya (Adv/ Dinkes Kaltim)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Empat strategi utama tersebut yakni peningkatan akses kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan tata kelola kesehatan," ujar Jaya di Samarinda, Selasa.
Ia menjelaskan, strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan dilakukan dengan memperkuat ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal, termasuk pelayanan pencegahan, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kemudian dalam strategi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, dilakukan dengan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, ketersediaan obat dan alat kesehatan, serta standar pelayanan kesehatan maternal dan perinatal.
"Strategi peningkatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak, serta peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung kesehatan ibu dan anak," katanya.
Lanjutnya, penguatan tata kelola kesehatan dilakukan dengan memperkuat sistem surveilans kematian maternal dan perinatal, serta meningkatkan pelaporan dan pengkajian kematian maternal dan perinatal.
Ia menyebutkan salah satu upaya penguatan tata kelola kesehatan yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pelaporan dan pengkajian kematian maternal dan perinatal melalui kegiatan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data kematian secara terus menerus melalui system surveilans kematian maternal dan perinatal dengan menggunakan Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons (AMP-SR).
Menurutnya berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, AKI di wilayah tersebut pada tahun 2022 tercatat sebesar 38,3 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih di atas target nasional yang ditetapkan sebesar 30 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan, AKB di Kalimantan Timur pada tahun 2022 tercatat sebesar 21,9 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini juga masih di atas target nasional yang ditetapkan sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup.
"Kami optimistis dapat menurunkan AKI dan AKB di Kalimantan Timur melalui empat strategi utama tersebut. "Kami akan terus bekerja keras untuk mewujudkan target penurunan AKI dan AKB di Kalimantan Timur," ucap Jaya (Adv/ Dinkes Kaltim)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023