PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali mendulang prestasi pada ajang Indonesian SDGs Award (ISDA) 2023, dengan memboyong dua program kategori Platinum dan tiga program kategori Gold.
 
"Seluruh penghargaan itu pun menobatkan Pupuk Kaltim sebagai The Most Commited Corporate on SDGs for Environment Pillar 2023," ujar Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman melalui siaran pers yang diterima ANTARA Kaltim di Samarinda, Jumat tentang penghargaan yang digelar di Jakarta itu.
 
Penghargaan yang diterima dari Ketua Corporate Forum for CSR Development (CFCD) Thendri Supriatno, sebagai penyelenggara penghargaan itu, yaitu kategori Platinum kepada Pupuk Kaltim melalui program Konservasi Taman Laut dan Sarana Media Terumbu Karang (Kilau Samudera), serta Inovasi Kitosan dari Limbah Cangkang Rajungan (Intan Karang).
 
Sementara pada penghargaan kategori Gold diperoleh Pupuk Kaltim dari program Gerakan Lindungi Mangrove Sebagai Budaya Jaga Alam dan Dunia (Gelimang Buana), Pengendalian dan Pencegahan Stunting (Pedalgas), serta Program Pupuk Kaltim Peduli Pendidikan (PKTPP). 
 
"Khusus program Kilau Samudera, kami berhasil meraih predikat yang sama yakni Platinum pada ISDA 2022. Selama satu tahun terakhir, pelaksanaan program terus diperbaiki dan dikembangkan dalam upaya menjaga kelestarian ekosistem perairan di Kota Bontang," kata Qomaruzzaman. 
 
Pada program itu, Pupuk Kaltim melaksanakan rehabilitasi terumbu karang di perairan Kota Bontang dengan melibatkan nelayan untuk berperan aktif pada kegiatan tersebut. 
 
Mulai 2017, Pupuk Kaltim menggandeng nelayan Selambai Kelurahan Loktuan Bontang Utara, yang merupakan salah satu kawasan terdekat perusahaan dengan nama Kelompok Kimasea.
 
Kelompok tersebut beranggotakan 16 nelayan, diberdayakan untuk pembuatan hingga penurunan media terumbu di kawasan Tobok Batang yang merupakan area konservasi Pupuk Kaltim. 
 
Qomaruzzaman mengatakan nelayan binaan itu merupakan mantan pelaku Penangkapan Ikan Tidak Ramah Lingkungan (PITRAL) seperti dengan bom dan potasium. Saat ini, mereka secara sadar tidak lagi menggunakan metode destruktif dan beralih pada metode penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
 
"Seiring perjalanan, program ini dilakukan replikasi pada 2022 melalui pembentukan kelompok baru di Kelurahan Bontang Kuala, dengan nama Karaka yang beranggotakan 14 nelayan," katanya.
 
Selain pemberdayaan pembuatan dan penurunan media terumbu, kelompok nelayan binaan juga melakukan pemantauan tumbuh kembang terumbu, sekaligus melakukan perbaikan jika didapati kerusakan. 
 
"Melalui program Kilau Samudera, Pupuk Kaltim berkomitmen meningkatkan kontribusi dalam pemulihan ekosistem laut yang rusak, sehingga kondisi perairan Bontang dengan beragam keanekaragaman hayati bisa terus lestari dan terjaga dengan baik," ujarnya.
 
Program Intan Karang, menurutnya, merupakan inovasi sosial dengan titik berat pada aspek pemberdayaan masyarakat pesisir, melalui pemanfaatan limbah cangkang rajungan menjadi kitosan cair.
 
Penghargaan diterima dari Ketua Corporate Forum for CSR Development (CFCD) Thendri Supriatno. (Antaranews Kaltim/HO/PKT)
 
"Hal ini menilik banyaknya limbah cangkang rajungan yang terbuang setiap hari pasca penjualan oleh nelayan di area pelabuhan Loktuan. Limbah tersebut kerap kembali dibuang ke laut, karena pola pikir yang masih beranggapan jika cangkang tersebut bisa terurai secara alami," katanya.
 
Pupuk Kaltim juga memberdayakan ibu rumah tangga beserta pemuda di kawasan pemukiman atas air Selambai Kelurahan Loktuan, berupa pengolahan limbah cangkang menjadi produk bernilai ekonomi. 
 
Pembinaan itu dilakukan dengan pembentukan kelompok baru dengan nama Cangkang Salona, yang mampu mereduksi sebanyak 920 Kilogram (Kg) limbah cangkang rajungan. 
 
"Aktivitas produksi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Kitosan ini juga dibekali Pupuk Kaltim, dengan penyiapaan kapasitas sumberdaya manusia melalui keterampilan pengolahan, hingga infrastruktur pengolah untuk merubah bahan baku limbah yang telah dipilah menjadi kitosan," katanya.
 
Produk itu telah lulus uji kualitas, dan dinilai efektif mendorong produktivitas pertumbuhan tanaman serta mampu mengurangi intensitas hama dan penyakit. 
 
"Selain itu kelompok Cangkang Salona juga disiapkan menjadi produsen Kitosan cair skala industri rumahan, sebagai bentuk nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan," ujar Qomaruzzaman. 
 
Selanjutnya program Gelimang Buana, dilaksanakan Pupuk Kaltim dengan pengembangan kawasan konservasi mangrove di kawasan HGB 65 Bontang. 
 
Sejak awal diluncurkan pada 2009, hingga kini Pupuk Kaltim telah menanam sebanyak 505.167 bibit bekerjasama dengan Kelompok Telok Bangko Keluahan Loktuan, yang juga dibina untuk pembibitan, penanaman hingga perawatan mangrove. 
 
Dia memaparkan program Gelimang Buana juga dikembangkan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui usaha turunan yang dikelola kelompok binaan menggunakan bahan dasar mangrove. 
 
Saat ini, terdapat beberapa usaha yang sudah dijalankan anggota kelompok, yakni konservasi mangrove, pengolahan produk makanan dan minuman dari mangrove seperti amplang, sirup dan dodol, hingga pengembangan eco eduwisata.
 
"Eco eduwisata itu juga bagian dari kegiatan konservasi berkelanjutan, dimana kawasan konservasi Telok Bangko tidak hanya menjadi sarana rekreasi, tapi juga tempat pembelajaran dan edukasi bagi masyarakat sekitar. Kegiatan edukasi terkait kelestarian mangrove dapat disebarkan melalui aktivitas yang ada di area tersebut," katanya.

Qomaruzzaman menuturkan program predikat Gold lainnya pada ISDA 2023 yakni Pedalgas, dengan berfokus pada aksi cepat tanggap dalam menangani stunting di Kota Bontang. 
 
Program ini menyasar produktivitas dan kesehatan ibu sejak masa kehamilan, hingga anak usia di bawah dua tahun. Program itu berjalan sejak 2021, dengan lokus Kelurahan Loktuan Bontang Utara.
 
"Program Pedalgas bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang melalui Puskemas Bontang Utara II, serta PT Kaltim Medika Utama (RS PKT), sebagai wujud peran serta Pupuk Kaltim dalam menekan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024, sesuai program Pemkot Bontang," katanya.
 
Sedangkan program Pupuk Kaltim Peduli Pendidikan (PKTPP) merupakan wujud perhatian Pupuk Kaltim dalam peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di Kota Bontang, dengan memberikan akses pendidikan yang layak bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu. Program itu telah memasuki tahun ke-15, dengan ratusan penerima manfaat di Bontang dan Kalimantan Timur. 
 
Ia mengatakan, program beasiswa ini ditanggung penuh oleh Pupuk Kaltim, dengan sasaran penerima manfaat mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT). 
 
Sejak digagas pada 2009, Pupuk Kaltim telah memfasilitasi 240 anak negeri untuk jenjang Strata-1, yang tersebar di 18 Perguruan Tinggi Negeri terkemuka di Indonesia.
 
Disebutkannya, 178 peserta didik jenjang SD hingga SMA pun telah difasilitasi sepanjang program berjalan. 
 
"Seluruhnya ditanggung Pupuk Kaltim, agar peserta bisa fokus dengan pendidikan mulai awal hingga selesai," ucap Qomaruzzaman. 
 
Atas penghargaan ISDA 2023, Qomaruzzaman pun memastikan komitmen Pupuk Kaltim untuk terus meningkatkan peran sebagai agen pembangunan melalui kontribusi optimal di berbagai bidang.
 
Kontribusi tersebut termasuk dalam program pemberdayaan dan pembinaan masyarakat, maupuan optimalisasi dukungan terhadap 17 indikator SDG’s di Indonesia melalui program tepat sasaran secara terarah dan berkesinambungan.
 
“Dari upaya ini, Pupuk Kaltim akan terus berupaya meningkatkan peran dalam mendorong kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan, hingga pengelolaan lingkungan secara optimal. Termasuk tujuan pembangunan berkelanjutan sesuai sasaran dengan pengembangan dan perbaikan setiap tahun,” kata Qomaruzzaman.

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023