Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengimbau warga setempat selalu waspada terhadap dampak cuaca ekstrem laut dalam beberapa hari ke depan, terutama penduduk yang berada di kawasan pesisir.
"Cuaca ekstrem laut ini dapat menyebabkan beberapa hal, seperti gelombang tinggi, kemudian banjir rob seperti yang melanda dua kelurahan di Penajam Jumat kemarin," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Marjani di Penajam, Sabtu.
Akibat banjir rob di dua kelurahan tersebut, bahkan hingga saat ini tim dari Pusdalops BPBD PPU masih melakukan pemantauan bersama sejumlah pihak, seperti kepolisian, dinas perhubungan, Babinsa, dan beberapa warga setempat.
Pemantauan dilakukan hingga dua hari ke depan, karena berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, gelombang tinggi masih akan terjadi pada 24 dan 25 Desember ini.
Pemantauan, katanya lagi, dilakukan oleh tim bukan hanya di dua kelurahan yang kemarin terdampak banjir rob, tapi juga pada semua kawasan pesisir di daerah Penajam, bahkan imbauan kewaspadaan ke masyarakat juga dilakukan oleh tim di lapangan.
"Terkait masih adanya potensi curah hujan tinggi dan gelombang tinggi, kami imbau masyarakat selalu waspada jika ingin mencari ikan di laut, utamakan keselamatan jiwa. Sedangkan bagi warga yang tinggal di pesisir juga harus selalu waspada terhadap kemungkinan banjir rob, apalagi jika disertai dengan hujan lebat," kata Marjani.
Imbauan ini kembali digaungkan karena sehari sebelumnya, Jumat (23/12), terjadi banjir rob di Kelurahan Tanjung Tengah dan Kelurahan Saloloang, Penajam, akibat pasang tinggi air laut pada sore hari.
Akibat banjir rob, terdapat delapan rumah dengan delapan kepala keluarga (KK) yang dihuni 36 jiwa di Kelurahan Tanjung Tengah terendam banjir, tinggi muka air (tma) di halaman rumah rata-rata sekitar 40 cm dan tma di dalam rumah sekitar 10 cm.
Sedangkan di Kelurahan Saloloang, terdapat satu rumah (bagian dapur) yang mengalami kerusakan parah akibat hantaman banjir rob. Rumah berukuran 2,5 X 6 meter ini dihuni satu KK dengan dua jiwa.
Selain rumah warga, banjir rob di Kelurahan Saloloang juga merendam salah satu SD, yakni SDN 018 Penajam dengan tma di halaman sekolah sekitar 40 cm dan di dalam sekolah sekitar 15 cm, namun hari ini telah surut.
"Fenomena alam banjir rob ini seperti siklus tahunan karena Desember tahun lalu juga terjadi, bahkan Desember lalu ada 70 rumah yang terdampak. Saya berdoa semoga Desember ini tidak seekstrem Desember lalu. Sekali lagi saya imbau warga selalu waspada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Cuaca ekstrem laut ini dapat menyebabkan beberapa hal, seperti gelombang tinggi, kemudian banjir rob seperti yang melanda dua kelurahan di Penajam Jumat kemarin," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Marjani di Penajam, Sabtu.
Akibat banjir rob di dua kelurahan tersebut, bahkan hingga saat ini tim dari Pusdalops BPBD PPU masih melakukan pemantauan bersama sejumlah pihak, seperti kepolisian, dinas perhubungan, Babinsa, dan beberapa warga setempat.
Pemantauan dilakukan hingga dua hari ke depan, karena berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, gelombang tinggi masih akan terjadi pada 24 dan 25 Desember ini.
Pemantauan, katanya lagi, dilakukan oleh tim bukan hanya di dua kelurahan yang kemarin terdampak banjir rob, tapi juga pada semua kawasan pesisir di daerah Penajam, bahkan imbauan kewaspadaan ke masyarakat juga dilakukan oleh tim di lapangan.
"Terkait masih adanya potensi curah hujan tinggi dan gelombang tinggi, kami imbau masyarakat selalu waspada jika ingin mencari ikan di laut, utamakan keselamatan jiwa. Sedangkan bagi warga yang tinggal di pesisir juga harus selalu waspada terhadap kemungkinan banjir rob, apalagi jika disertai dengan hujan lebat," kata Marjani.
Imbauan ini kembali digaungkan karena sehari sebelumnya, Jumat (23/12), terjadi banjir rob di Kelurahan Tanjung Tengah dan Kelurahan Saloloang, Penajam, akibat pasang tinggi air laut pada sore hari.
Akibat banjir rob, terdapat delapan rumah dengan delapan kepala keluarga (KK) yang dihuni 36 jiwa di Kelurahan Tanjung Tengah terendam banjir, tinggi muka air (tma) di halaman rumah rata-rata sekitar 40 cm dan tma di dalam rumah sekitar 10 cm.
Sedangkan di Kelurahan Saloloang, terdapat satu rumah (bagian dapur) yang mengalami kerusakan parah akibat hantaman banjir rob. Rumah berukuran 2,5 X 6 meter ini dihuni satu KK dengan dua jiwa.
Selain rumah warga, banjir rob di Kelurahan Saloloang juga merendam salah satu SD, yakni SDN 018 Penajam dengan tma di halaman sekolah sekitar 40 cm dan di dalam sekolah sekitar 15 cm, namun hari ini telah surut.
"Fenomena alam banjir rob ini seperti siklus tahunan karena Desember tahun lalu juga terjadi, bahkan Desember lalu ada 70 rumah yang terdampak. Saya berdoa semoga Desember ini tidak seekstrem Desember lalu. Sekali lagi saya imbau warga selalu waspada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022