Pertamina menyalurkan bantuan sebesar Rp20.6 miliar kepada 14 kelompok peternak sapi (206 anggota) yang tersebar di Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Samarinda, Paser, dan Balikpapan yang merupakan mitra dari Koperasi Berkah Salama Jaya (BSJ).
Penyerahan bantuan secara simboli dilaksanakan di Desa Tani Bakti, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rangka program kemitraan dan penggemukan sapi dan Biogas Kutai Kartanegara pada Kamis, (1/4).
Sebelum kegiatan, dilakukan pula peletakan batu pertama oleh Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor didampingi Executive General Manager Regional Kalimantan Freddy Anwar, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim Sulastri, Direktur Utama PT Berkah Salama Jaya Suparlan, dan disaksikan oleh para peternak atau anggota dari BSJ penerima manfaat, sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam program kemitraan berikutnya.
Gubernur Kaltim, Isran Noor mengapresiasi Pertamina atas dedikasinya membantu para peternak sapi yang ada di Kaltim.
Dana yang disalurkan ini pastinya akan sangat bermanfaat bagi mereka, apalagi menyambung hidup di tengah pandemi Covid-19.
“Jelas dengan adanya pinjaman modal usaha, banyak hal positif yang terjadi yaitu roda ekonomi bergerak dan meningkat, peternak juga bisa survive. Semoga bantuan dari Pertamina ini bermanfaat dan dapat berlanjut kedepannya,” kata Isran Noor.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim Sulastri mengatakan program kemitraan dari BUMN seperti Pertamina sangat meringankan para peternak sebagai sumber pembiayaan untuk menggerakkan usaha dari para peternak.
"Dengan adanya kebutuhan akan daging sapi yang masih defisit sekitar 260 ribu ton dan masih perlunya impor sapi 1.2 juta ekor secara nasional, perlu adanya inovasi untuk meningkatkan produktivitas sapi lokal salah satunya dengan upaya penggemukan sapi. Apresiasi tinggi Pertamina telah mendukung penuh dengan memberikan pinjaman modal usaha kepada para peternak," ujar Sulastri.
Executive General Manager Pertamina Regional Kalimantan Freddy Anwar menjelaskan bahwa Pertamina selain mempunyai tugas utama dalam menyediakan dan menyalurkan energi, Pertamina juga memperhatikan masyarakat sekitar dengan mewujudkan Program Kemitraan yang merupakan salah satu bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).
TJSL mencakup Program CSR dan Bina Lingkungan, baik bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan pemberdayaan masyarakat hingga Program Kemitraan sendiri yang fokus kepada pengembangan UMKM agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Di Kalimantan sendiri program kemitraan telah berjalan dari tahun 1993 hingga sekarang.
“Kami melihat adanya potensi di mana kebutuhan masyarakat akan daging sapi cukup tinggi di wilayah Kalimantan Timur sekaligus sejalan dengan tujuan pemerintah untuk ketahanan pangan. Membaca potensi tersebut, Pertamina bermaksud untuk dapat menggerakan ekonomi rakyat dengan memberikan kucuran pinjaman modal usaha sekitar 100 juta satu peternak dengan jasa administrasi 3% setahun.” Jelas Freddy.
Program yang telah direalisasikan dari akhir Desember 2020 kemarin memiliki mekanisme yang sifatnya Yarnen (Bayar Panen) sehingga para peternak sapi tidak dibebankan pembayaran per bulan seperti usaha-usaha dagang ataupun jasa lainnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Berkah Salama Jaya Suparlan mengatakan mekanisme penggemukan sapi yang dilakukan oleh BSJ berbeda dengan konsep biasanya, di mana tiga bulan peternak sapi sudah dapat melakukan panen dengan didampingi secara intensif agar sapi dapat terplihara dan setiap bulannya menunjukkan peningkatan berat daging yang maksimal.
“Jika perhitungan kasar setiap sapi yang digemukkan mendapatkan kenaikan berat minimal 25 kg/bulan dan dikalikan dengan harga daging sapi di pejagal lebih kurang 45 ribu/kg maka penghasilan per bulan peternak sapi setelah dikurangi biaya pakan yaitu sekitar 562 ribu rupiah/sapi. Dengan adanya kucuran dana pinjaman modal dari Pertamina sebanyak 100 juta setara dengan 7 ekor sapi, maka para peternak mendapatkan potensi penghasilan sekitar 3 jutaan/bulan,” kata Suparlan.
Ia juga mengungkapkan apresiasi kepada Pertamina karena para peternak dapat meningkat taraf ekonominya berkat program kemitraan ini.
Selain itu metode 3 bulan panen ini cukup efektif dibandingkan dengan metode biasnaya yaitu menunggu waktu qurban.
Tidak hanya dari sisi peminjaman modal melalui program kemitraan, Pertamina bersama Universitas Mulawarman melakukan pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dan listrik untuk digunakan oleh warga desa Tani Bhakti.
Konsep biogas ini dengan sistem komunal terpusat di satu kandang besar yang nantinya akan diolah dan dialirkan gas nya melalui pipa-pipa ke rumah-rumah warga yang prioritas mendapatkan biogas.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021