Bontang (ANTARA News Kaltim) - Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dissosnaker) Kota Bontang Kalimantan Timur menggelar bimbingan mental, sosial dan kesehatan bagi penyandang tuna sosial di Lokalisasi Prakla Berbas Pantai.
Sekretaris Dissosnaker Ir Mursyid MM di Bontang, Selasa, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap penghuni lokalisasi dan mengajak mereka agar menyadari keberadaan serta berupaya ke luar dari permasalahan yang mereka hadapi.
Narasumber kegiatan itu berasal dari unsur Kantor Kementerian Agama, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3), Lembaga Advokasi Sosial (Laras), Dinas Kesehatan.
Ustad Hartono dari Kantor Kementerian Agama dalam materinya memotivasi penghuni lokalisasi untuk ingat tujuan hidup didunia ini adalah untuk mencapai keseimbangan dunia dan akherat.
Sementara Suratmi dari LK3 memberikan wawasan akses pelayanan kebutuhan dasar yang bisa diakses para penghuni lokalisasi dalam memecahkan berbagai permasalahan klasik keseharian baik oleh diri mereka maupun keluarganya.
"Pemerintah Kota, Provinsi Kaltim, pemerintah pusat saat ini telah menyediakan layanan pemenuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan, beras miskin, rehabilitasi rumah tidak layak huni, asuransi kesejahteraan sosial, program keluarga harapan. Satu hal untuk mendapatkan itu semua harus memiliki identitas kependudukan Bontang," katanya.
Dia menyampaikan pula agar penghuni lokalisasi ketika bermasalah sosial menghubungi Ketua RT, Anggota Karang Taruna, Pekerja Kesejahteraan Sosial Kecamatan, atau tenaga kesejahteraan sosial pemerintah yang ada di kelurahan, kecamatan maupun Dissosnaker.
"Saat ini melalui LK3 Dissosnaker di dalamnya ada pekerja sosial dibantu tenaga profesional lainnya dari unsur psikolog, pengacara, terapis, juga sukarelawan siap memberikan pendampingan permasalahan sosial maupun bimbingan lebih lanjut," katanya.
Dalam sesi tanya jawab terungkap latar belakang mereka terjun sebagai penjaja seks komersial adalah kesulitan ekonomi.
Seorang peserta mengaku terpaksa melakoni pekerjaan yang dianggap sampah masyarakat karena harus menanggung beban ekonomi keluarga sejak ditinggal mati sang ayah.
Ada lagi yang mengaku terpaksa menekuni pekerjaan kotor dan hina itu karena harus menghidupi suami dan anak-anak di daerah asal, dan keluarganya tidak tahu dengan pekerjaannya saat ini.
Penghuni Lokalisasi Prakla Berebas Pantai berjumlah 167 orang, dan yang positif menderita HIV/AIDS dan telah mendapat pendampingan dari Laras sebanyak tujuh orang, dengan diberikan obat yang harus diminum rutin.
Sementara itu, data penderita HIV/AIDS di Kota Bontang sejak 2006 hingga 2012 tercatat 67 kasus. (*)
Dissosnaker Gelar Bintal Penyandang Tuna Sosial
Selasa, 15 Mei 2012 18:02 WIB