Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir
Effendi berharap Indonesia bisa mengirim guru tidak hanya ke Malaysia
tetapi juga ke Arab Saudi.
"Arab Saudi termasuk negara yang banyak anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI)," ujar Mendikbud di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan bahwa selama ini anak-anak para pahlawan devisa
tersebut bersekolah di sekolah yang diselenggarakan negara tempat ayah
dan ibunya bekerja.
Tapi sayangnya, pendidikan yang diselenggarakan tersebut berbeda
dengan kurikulum pendidikan di Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan mereka
tidak mengenal negara asal mereka.
"Tentu saja, saat kita berada di wilayah negara lain, kita jadi mengerti betapa pentingnya nasionalisme dan martabat bangsa."
Sebelumnya, Kemdikbud mengirim sebanyak 115 guru yang akan mengajar
di sekolah Indonesia di Malaysia. Dari sekian banyak negara, Kemdikbud
baru bisa mengirimkan guru ke Malaysia karena sudah ada kerja sama
antarnegara.
"Saya ingin menekankan bahwa ada tiga hal yang harus dimiliki ketika
menjadi guru. Pertama, tidak boleh berhenti belajar saat mengajar
ketika anda menjadi guru. Kedua, memperkokoh tanggung jawab sosial serta
seorang guru yang profesional harus memiliki rasa kesejawatan
menjadikan pekerjaan guru sebagai panggilan jiwa, sesama guru membangun
kerja sama yang harmonis sehingga tercipta kerja sama yang kokoh," imbuh
dia.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Sumarna Surapranata,
mengatakan pihaknya berharap bisa menjalin kerja sama dengan
negara-negara lain sehingga bisa mengirim para guru.
"Dari 52.000 anak TKI yang tidak bisa sekolah di Malaysia,
separuhnya sudah mendapatkan akses pendidikan. Masih banyak anak
Indonesia di luar negeri yang belum mendapatkan layanan pendidikan,"
kata Pranata.
Hingga saat ini baru terdapat 223 guru yang bertugas di Malaysia. (*)
Mendikbud Berharap Bisa Kirim Guru ke Arab Saudi
Rabu, 28 September 2016 13:50 WIB