Jakarta (ANTARA News) - Suara orangutan yang saling bersahutan terdengar jelas dari Samboja Lodge, sebuah penginapan yang berada di tengah Hutan Samboja Lestari, area konservasi milik Yayasan Orangutan Survival (BOS) di Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Bangunan penginapan dengan tiga lantai itu mengadopsi arsitektur khas Kalimantan dengan atap berbentuk T yang dilapisi ijuk, berdiri bersisian dengan pohon-pohon rimbun di sekelilingnya.
Seluruh ruangan dalam penginapan langsung berhadapan dengan hutan hasil rehabilitasi BOS. Dan semua perabotannya terbuat dari kayu dan batu-batuan.
Yayasan BOS membangun penginapan berornamen kayu itu tahun 2005, semula ditujukan untuk memfasilitasi relawan, peneliti, dan donatur.
BOS melatih dan merehabilitasi orangutan agar satwa langka itu memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bisa bertahan hidup di hutan secara mandiri. Saat ini lembaga tersebut sedang merehabilitasi 206 orangutan.
"Sejak 2009, Samboja Lodge mulai dibuka untuk publik, kami mulai gaet agen lokal dan mulai tahun 2013 kami kerja sama dengan agen di luar," kata Koordinator Samboja Lodge Fiska Oktorina kepada ANTARA News, Kamis (28/4).
"Saat ekonomi Eropa jatuh, donatur banyak yang hilang, padahal kami mengandalkan dana dari donatur. Jadi kami harus mulai muter otak bagaimana mandiri cari uang, akhirnya maskimalkan lodge ini dengan tetap ada aturannya, tamu tidak boleh kontak langsung sama orangutan," jelas Fiska.
Wisata Sambil Menyumbang
Yayasan BOS menawarkan paket penginapan serta wisata edukatif dan menyumbangkan seluruh keuntungannya untuk upaya konservasi orangutan.
"Menginap di sini sama saja donasi orangutan dan mendapat paket wisata yang tujuannya memberi edukasi masyarakat tentang hutan, flora, fauna terutama orangutan dan beruang madu yang ada direhabilitasi di sini," tutur Fiska.
Tempat itu total memiliki 24 kamar. Setiap kamar dilengkapi pendingin udara, kamar mandi, balkon yang menghadap langsung ke hutan, dan sofa untuk kamar tipe King. Televisi sengaja tidak disediakan demi ingin menciptakan suasana alam yang tenang.
Kisaran harga sewa kamarnya Rp1,5 juta hingga Rp2,9 juta per kamar.
"Harga tersebut sudah termasuk untuk paket wisata melihat orangutan dan beruang madu. Tetapi, kami menawarkan tur pilihan ke Sungai Hitam untuk melihat bekantan, ke Bukit Bengkirai, dan di area lain Balikpapan dengan tambahan biaya yang disesuaikan," katanya.
Samboja Lodge, yang terletak sekitar 30 kilometer dari Bandara Sepinggan Balikpapan, juga menawarkan fasilitas penjemputan dari bandara serta dari kawasan sekitar seperti Kota Balikpapan, Tenggarong, Samarinda, dan sekitar Samboja dengan tambahan biaya penjemputan.
Fiska mengatakan sekitar 80 persen pengunjung Samboja Lodge berasal dari luar negeri, terutama Australia, Prancis, Jerman, dan Swiss.
"Sisanya baru orang Indonesia terutama dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tetapi sekarang pengunjung lokal sudah semakin bertambah," ujar Fiska, serta menambahkan pengunjung yang ingin menginap sebaiknya memesan lewat surel. (*)
Sensasi Menginap di Kawasan Konservasi Orangutan Samboja
Jumat, 29 April 2016 23:09 WIB